Menteri Sosial, Saifullah Yusuf didampingi Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa (kanan). (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Kota Denpasar diminta membersihkan sampah dari kawasan mangrove yang ada di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai. Kementerian Sosial memberikan target 6 bulan dan akan mengevaluasi kembali.

Dari pantauan, di area mangrove Ngurah Rai memang banyak sampah plastik. Lahan gambut tempat berakarnya pohon bakau memang dipenuhi sampah plastik. Tidak hanya itu, area tersebut juga berbau tidak sedap bak bau got.

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Selasa (25/2) mengatakan sejak jam setengah 7 pagi pihaknya turun bersama-sama Kemensos melakukan bersih-bersih.

“Pemerintah Kota Denpasar diarahkan 6 bulan ke depan agar kita Denpasar menciptakan pilot project, daerah percontohan yang sudah langsung dikunjungi Kemensos, agar ada perubahan, bergerak menjaga lingkungan. Khususnya kebiasaan masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan, membuang sampah ke sungai,” ujarnya.

Baca juga:  Museum Bali

Upaya perubahan akan dilakukan dan 6 bulan lagi Mensos akan berkunjung kembali untuk melakukan evalusi. “Gerakan kecil seperti yang disampaikan Pak Mensos (Menteri Sosial Saifullah Yusuf), tapi kami rasa ini gerakan yang sangat besar menyadarkan kepedulian masyarakat untuk hidup bersih khususnya dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.

Selanjutnya, tiga kepala desa dan dua lurah di kawasan itu langsung diberikan arahan oleh Mensos. “Mungkin minggu depan secara teknis kami akan lakukan pemetaan alur sungai yang kita susuri tadi kemana ujungnya. Kita juga akan petakan masyarakat yang ada di daerah aliran sungainya seperti apa kondisinya. Jika nanti perlu bantuan rumah di daerah aliran sungai itu, Kemensos siap mengintervensi hal itu. Satu minggu ke depan mudah- mudahann itu sudah bisa dipetakan,” jelasnya.

Baca juga:  Kadiskop dan UMKM Denpasar Purnatugas

Sementara pengelolaan sampah di rumah tangga, meski sudah ada Instruksi Wali Kota yang dikeluarkan Oktober 2024, presentase masyarakat memilah sampah masih kecil, hanya 30 persen. Untuk itu pemilahan sampah ini akan terus digenjot persentasenya.

Ia berharap 6 bulan ke depan, masyarakat Denpasar melakukan pemilahan bisa meningkat mencapai 50 persen.

Menurut Saifullah yang akrab disapa Gus Ipul, penyebab banyaknya sampah di mangrove karena kesadaran masyarakat yang kurang, masih membuang sampah sembarangan, di aliran sungai yang tidak seharusnya dijadikan tempat pembuangan sampah.

“Jadi mayoritas ini (sampah) dari rumah tangga, tentu juga perlu disadarkan pelaku pelaku usaha, semua pemangku kepentingan harus diajak bicara. Peraturan dan regulasi di Denpsar tentang pengelolaa sampah sudah ada, sarana prasarana juga sudag, paling tidak berusaha dicukupi, misalnya tempat sampah, tata kelolanya,” ujarnya.

Baca juga:  Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, Gubernur Koster Sampaikan Manusia Bali Masa Depan

Menurutnya, jika masyarakat tidak memiliki kesadaran dalam mengelola sampahnya, maka masalah sampah akan terus mengganggu pemandangan dan kesehatan. “Terlebih ini (mangrove Ngurah Rai) merupakan daerah wisata, jadi marilah masyarakat di pesisir, di selatan ini bangun kesadaran itu biar jadi inspirasi bagi daerah lain,” ujarnya.

Ia yakin Denpasar mampu membersihkan sampah sesuai target 6 bulan ke depan. Disadari perubahan tidak mungkin bisa 100 persen, namun ia berharap setidaknya bisa dikurangi 25-50 persen, bahkan tahun depan bisa mencapai 75-80 persen. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN