
GIANYAR, BALIPOST.com – Dua rekaman suara beredar di grup WhatsApp menyebutkan bahwa jalur penghubung antara Banjar Tegenungan di Desa Kemenuh dengan Desa Sukawati masuk dalam kategori zona merah. Namun, hingga kini, pihak kepolisian belum dapat memastikan kebenaran informasi tersebut.
Rekaman suara yang belum diketahui sumbernya itu tidak menjelaskan secara spesifik kasus yang dimaksud. Dalam dua rekaman yang masing-masing berdurasi 52 detik dan 33 detik tersebut, narator memperingatkan masyarakat agar tidak melewati jalur tersebut pada malam hari karena adanya kejadian yang tengah ditelusuri oleh pihak kepolisian dan satuan tugas lainnya.
Adapun rekaman suara yang viral yang pertama berbunyi “Om swastiastu selamat sore, informasi buat adik adik atau bli bli atau semua yang mau ke Sukawati malam-malam atau adik-adik yang sering beli nasi di Bu Gung mohon jangan dulu melewati jalur Tegenungan, karena nika kari zona merah kari ditelusuri oleh Polisi dan buser karena dua hari yang lalu wenten kejadian. Titiang sudah telpon yang mengalami musibah astungkara dia tidak apa-apa dan tiang sudah dengarkan ceritanya langsung, tiang sudah sampaikan ke ajik Bendesa dan sudah ditindaklanjuti di Binmas dan Kepolisian dan Pecalang setempat. Suksema sareng sami astungkara kenak rahayu”.
Rekaman suara yang kedua berbunyi “Om swastiastu sareng sami pak kadus Kemenuh seluruh sedesa titiang nunas mangde menghimbau warga ida dane sareng sami sane jagi berpergian dini hari utawi keluar dini hari mohon sementara tidak menggunakan jalur akses Kemenuh Kelod-Tegenungan menuju Sukawati riantukan sudah terjadi kasus dua hari yang lalu dan dinyatakan zona merah. Matur suksema, ainggih pilih jalan alternatif dumun. Suksema pak klian, mangde diinfo warganya”.
Menanggapi informasi yang beredar, Kepolisian Sektor Sukawati menyatakan hingga Senin (3/3) sore, belum ada laporan resmi dari korban terkait insiden yang disebutkan dalam rekaman suara tersebut.
“Kami masih belum bisa memastikan kebenaran informasi tersebut. Sejauh ini, rekaman suara itu hanya beredar luas di grup WhatsApp. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, kami tetap melakukan patroli rutin, termasuk Blue Light Patrol, untuk memastikan keamanan di jalur tersebut,” ujar Kasi Humas Polsek Sukawati, Aiptu Kadek Edi Arianto.
Polisi mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya dan selalu mengutamakan sumber resmi dalam memperoleh berita. Jika ada kejadian yang mencurigakan, masyarakat diminta segera melapor kepada pihak berwenang agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.
Bendesa Adat Tegenungan I Dewa Made Murtika mengaku mendengar hal tersebut. Ia menyebut informasi tersebut sedang dibahas dalam rapat di kantor desa.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya akan menerjunkan pecalang setiap malam untuk patroli bersama pihak kepolisian dan TNI. “Inggih tiang dengar seperti itu, segera akan rapat di kantor desa, kami akan tugaskan pecalang akan bagi tugas untuk patroli malam hari hingga dini hari di jalur tersebut,” tegas Bendesa Adat Tegenungan. (Wirnaya/balipost)