
MANGUPURA, BALIPOST.com – Kreativitas generasi muda Bali dalam membuat ogoh-ogoh untuk diarak saat pengerupukan tak pernah habis. Seperti, Sekeha Teruna (ST) Yowana Giri Pertiwi dari Banjar Sukajati, Taman, Abiansemal, Badung, yang kini sedang sibuk menyelesaikan karya mereka.
Menurut salah satu pengurus STT, I Komang Indra Guna, pihaknya mengusung tema “Panugrahan Melik Durga” dalam pembuatan ogoh-ogoh tahun ini. Tema tersebut terinspirasi dari sosok Bhatari Durga, dewi yang bersemayam di kuburan atau setra, dikenal memiliki kesaktian dan menjadi kunci seseorang dalam mendapatkan anugerah kesaktian.
Indra yang merupakan arsitek dan pencetus tema ogoh-ogoh ini, mengungkapkan inspirasi pembuatan ogoh-ogoh ini berasal dari upacara yadnya pebayuhan. Upacara ini berkaitan erat dengan konsep penebusan bagi mereka yang lahir dengan anugerah kelahiran melik.
“Melik merupakan karma anugerah dari warisan leluhur. Seseorang yang dianugerahi kelahiran melik diwajibkan melakukan penebusan dengan pebayuhan di griya. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan serta mengendalikan energi spesial dalam tubuh. Jika tidak diupacarai dengan pebayuhan, seseorang bisa mengalami sial atau bahkan berujung pada kematian,” jelas Indra Guna, Selasa (3/4).
Proses pembuatan ogoh-ogoh Banjar Sukajati dimulai sejak 23 Desember 2024 dan kini telah memasuki tahap finishing. Kendati menghadapi beberapa kendala kecil, seperti penggunaan mesin serta konstruksi untuk menggerakkan ogoh-ogoh, seluruh tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik oleh tim kreatif STT Yowana Giri Pertiwi.
“Kami tidak mengalami kendala serius, hanya saja ada beberapa tantangan kecil dalam penggunaan mesin serta konstruksi pergerakan ogoh-ogoh. Namun, hal itu bisa kami atasi dengan baik,” tambah Indra Guna.
Dengan mengusung tema yang mendalam dan penuh makna, harapan besar pun disematkan dalam karya ini. “Saya berharap dengan adanya ogoh-ogoh ini, masyarakat Bali semakin sadar akan pentingnya penebusan kelahiran melik. Ini bukan sekadar mitos, tetapi bagian dari keseimbangan energi dalam kehidupan seseorang,” tutupnya.
Ogoh-ogoh Banjar Sukajati ini diharapkan dapat menjadi representasi budaya yang tidak hanya menghibur dalam perayaan Nyepi, tetapi juga membawa pesan spiritual dan edukatif bagi masyarakat luas. (Wahyu Widya/balipost)