DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster mengungkapkan kekhawatirannya terhadap nama depan orang Bali, Nyoman dan Ketut lambat laun punah di Bali. Hal ini disebabkan karena setiap tahun pertumbuhan pendudukan Bali melambat. Hal tersebut diungkapkan Koster saat menyampaikan Pidato Sambutan Perdana sebagai Gubernur Bali periode 2025-2030, dalam Rapat Paripurna Istimewa Ke-9 DPRD Provinsi Bali, Selasa (4/3).
Gubernur Koster mengatakan bahwa jumlah penduduk Bali pada tahun 2024 sebanyak 4,4 juta jiwa atau hanya sekitar 1,6% dari penduduk Indonesia. Di mana, pertumbuhan penduduk Bali per tahun sebesar 0,66%, cenderung melambat dari tahun ke tahun, sehingga lebih rendah dari pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,04% per tahun.
Oleh karena itu, kondisi ini perlu menjadi perhatian kita semua, karena menurunnya pertumbuhan penduduk Bali juga menggerus budaya Bali. Sebab, nama depan orang Bali yaitu Nyoman dan Ketut semakin sedikit. Jika ini dibiarkan, maka nama Nyoman dan Ketut akan punah. “Nama depan Nyoman dan Ketut hampir punah di Bali. Harus kita jaga ini, kalau enggak (nama,red) Nyoman dan Ketut tinggal di Museum,” ujar Koster.
Untuk itu, Koster pun kembali mewacanakan untuk memberikan insentif bagi ibu yang bersedia melahirkan bayi hingga anak keempat. Menurutnya, insentif ini untuk mempertahankan nama Nyoman dan Ketut tetap ada ke depannya.
Bahkan, pemberian insentif bagi anak-anak yang bernama Nyoman dan Ketut, dan juga insentif bagi ibu-ibu yang ke depan sanggup melahirkan anak sampai yang keempat akan dimulai tahun ini. “Saya ingin Nyoman dan Ketut supaya terpelihara,” tandasnya.
Sebelumnya, Gubernur Koster pernah mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 data jumlah siswa SD, SMP, dan SMA/SMK/SLB di Bali mencapai 758.174 orang. Jumlah siswa yang memakai nama Bali sebanyak 595.931 orang atau 79 persen. Dan siswa yang bukan memakai nama Bali sebanyak 162.243 orang atau 21 persen.
Dari jumlah tersebut, yang memakai nama Bali dirincikan mulai dari nama Putu, Wayan, Gede sebanyak 233.013 orang atau 39 persen.
Untuk nama Made, Kadek, Nengah sebanyak 215.731 orang atau 36 persen. Sedangkan untuk nama Komang dan Nyoman sebanyak 109.198 orang atau 18 persen. Sementara untuk nama Ketut paling sedikit yakni 37.389 orang atau 6 persen. (Ketut Winata/balipost)