
TABANAN, BALIPOST.com – Sekaa Teruna Teruni (STT) Abdi Utama dari Banjar Tengah, Marga Dajan Puri Tabanan, membuat ogoh-ogoh yang akan diarak saat malam Pangerepukan, sehari sebelum Nyepi, dengan tema Panca Raksa. Tema ini diangkat sebagai bentuk penghormatan terhadap konsep pelindungan dalam kepercayaan Hindu, khususnya yang berkaitan dengan Asta Bumi dalam tatanan pekarangan rumah Bali.
Panca Raksa berasal dari dua kata, yaitu panca yang berarti lima dan raksa yang berarti melindungi atau mengayomi. Dalam ajaran Hindu, setiap pekarangan rumah memiliki lima penjaga wilayah yang ditempatkan di berbagai sudut dan bagian tengah pekarangan.
Para penjaga ini dipercaya sebagai perlindungan dari energi negatif dan menjaga keseimbangan lingkungan.
I Wayan Agus Saputra (23) selaku ketua STT menjelaskan, Panca Raksa yang dibuat oleh STT Abdi Utama menggambarkan kelima penjaga arah dalam satu bentuk visual yang mencerminkan kekuatan dan perlindungan. Perwujudan ini menjadi simbol bahwa kekuatan para penjaga pekarangan rumah tidak terpisah, melainkan saling berkaitan dalam menjaga keseimbangan alam semesta.
Saat ini, pembuatan ogoh-ogoh telah mencapai tahap pengecatan. Proses ini berjalan cukup lancar tanpa kendala berarti, meskipun jumlah anggota yang aktif terlibat dalam pengerjaan di banjar berkisar sekitar 10 orang.
Ogoh-ogoh ini akan diarak pada malam Pangerupukan sebagai bagian dari rangkaian perayaan Nyepi. Selain sebagai atraksi budaya, ogoh-ogoh juga menjadi sarana refleksi untuk membuang sifat buruk (Bhuta Kala) dalam diri manusia, sehingga menyambut tahun baru Saka dengan pikiran yang lebih suci. (Andin Lyra/balipost)