
BANGLI, BALIPOST.com – Akhir tahun 2024, hampir seribuan atau tepatnya 918 warga Bangli yang tercatat secara resmi bekerja di luar negerj sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Diperkirakan jumlah ini terus meningkat sejalan dengan adanya lulusan-lulusan baru baik dari perguruan tinggi maupun yang tamat SMA/SMK.
Pelaksa tugas (Plt) Pengembangan Tenaga Kerja Dinas Koperasi UKM dan Tenga Kerja Kabuapten Bangli, Nengah Mudiastini mengatakan berdasarkan data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dari tahun 2024 telah terdapat 918 warga Bangli memilih bekerja di luar negeri sebagai PMI.
Mereka tersebar di sejumlah negara dan banyak juga bekerja di kapal pesiar. “Faktor utama mereka memilih bekerja ke luar negeri tentunya masalah gaji. Dan, banyak yang tertarik karena mereka yang duluan bekerja banyak yang sukses,” ucapnya.
Kata dia, ada 12 negara yang dituju, yakni Arab Sudi, Cyprus, Italia, Jepang, Kuwait, Maladewa, Prancis, Polandia, Rusia, Slovakia, Uni Emirat Aran dan Turki. “Italia dan Jepang menjadi negara paling banyak dituju PMI. Kita di dinas hanya sebatas mengeluarkan kartu pencari kerja (AK1) dan melakukan verifikasi data Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) serta menadatangani perjanjian penempatan. Setelah ada kesepakatan antara CPMI dengan pihak agen terkait penempatan baru perjanjian tersebut ditandatangani dinas,” sebutnya.
Sementara disinggung langkah yang dilakukan dinas mencegah terjadinya kasus PMI non-prosedural, kata Mudiastini, dilakukan lewat sosialisasi dengan menyasar SMK dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). “Kami menghimbau bagi warga ke luar negeri agar malakukan dengan jalur resmi. Sehingga saat terjadi permasalah bisa langsung ditangani,,” sebutnya. (Antarini/denpost)