NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Manggissari, Kecamatan Pekutatan, menyimpan sejumlah potensi lokal yang unik termasuk sejumlah tempat yang menjadi warisan leluhur. Desa adat yang berada di perbukitan perbatasan Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana ini berupaya menjaga warisan tersebut.
Selain Bunut Bolong dengan Pura Bujangga Sakti, di sekitar lokasi yang dijadikan objek wisata tersebut juga ada situs sakral yang masih dilestarikan masyarakat setempat. Salah satunya adalah Batu Palungan, yang terletak sekitar 1,5 kilometer dari Pura Bhujangga Sakti, di dalam kawasan hutan dekat objek wisata Bunut Bolong. Bagi masyarakat sekitar Bunut Bolong, batu ini diyakini memiliki kekuatan spiritual dan sering menjadi tempat bagi warga untuk “nunas tamba” atau memohon pengobatan.
Bendesa Adat Manggissari I Nyoman Linggih mengatakan dengan sejumlah potensi wisata alam dan situs, menjadikan desa adat melakukan upaya pengelolaan untuk ke depan menjadi destinasi wisata alam perbukitan. Batu Palungan dan Bunut Bolong menjadi salah satu lokasi yang sudah sejak lama dikeramatkan oleh warga setempat.
Selain memiliki nilai spiritual, situs ini juga menarik perhatian para arkeolog. Penelitian pada tahun 2010 menemukan bahwa Batu Palungan merupakan peninggalan zaman megalitikum, yang mengindikasikan adanya aktivitas manusia prasejarah di kawasan tersebut.
Selain batu utama, ditemukan pula dua batu berlubang, yang diyakini berfungsi sebagai batu pecanangan untuk menghaluskan sirih dan batu tenung sebagai tempat dupa.
Menurut warga sekitar, air yang terkumpul di cekungan Batu Palungan dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan, terutama bagi hewan ternak yang sakit.
Kepercayaan ini telah diwariskan turun-temurun, menjadikan situs ini tidak hanya sebagai peninggalan sejarah, tetapi juga bagian dari kehidupan spiritual masyarakat Desa Manggissari. (Surya Dharma/balipost)