Sekaa Teruna Teruni (STT) Tunggal Panji Laksana dari Br Jelantik, Desa Apuan, Baturiti, Tabanan, Bali, sedang mempersiapkan sebuah ogoh-ogoh yang mengusung tema "Corah." (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi 2025, Sekaa Teruna Teruni (STT) Tunggal Panji Laksana dari Br Jelantik, Desa Apuan, Baturiti, Tabanan, Bali, sedang mempersiapkan sebuah ogoh-ogoh yang mengusung tema “Corah.” Tema ini dipilih untuk menggambarkan fenomena negatif yang sering terjadi di masyarakat, yakni sifat iri, dengki, dan ketidakmampuan untuk melihat orang lain bahagia.

Dalam bahasa Bali, “Corah” merujuk pada perasaan negatif tersebut yang banyak dijumpai, terutama di zaman kaliyuga ini.

Riko Diputra (21) dan Metta Bhavana (24), perwakilan dari STT Tunggal Panji Laksana, menjelaskan bahwa inspirasi utama pembuatan ogoh-ogoh kali ini berasal dari situasi sosial yang terjadi di sekitar mereka. “Kami terinspirasi dari sifat corah yang terjadi di sekitar kita dalam kehidupan sehari hari, mulai dari sifat corah yang terjadi antar saudara sendiri, tetangga sendiri hingga oknum pejabat di negeri ini yg sudah terbutakan sifat corah. Mereka semua tidak pernah puas dengan apa yg mereka miliki dan selalu ingin diatas orang lain. Seringkali mereka menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya sekalipun harus mengorbankan nasib dan hidup orang lain,” ungkap Riko, Selasa (11/3).

Baca juga:  Harap Lolos Kesanga Festival 2025, STT Werdhi Yowana Tampakgangsul Angkat Refleksi Kondisi Lingkungan dalam Karyanya

Pembuatan ogoh-ogoh ini telah mencapai progres 80%, dan kini tinggal menyelesaikan tahap finishing cat dan pemasangan payasan. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan ogoh-ogoh ini tidak sedikit. “Untuk kendala pasti selalu ada ya, mulai dari kontruksi, pemilihan bahan dan lain-lain, tapi itu semua pasti bisa dilewati dengan gotong royong dan kerja keras dari anggota pemuda pemudi jelantik semua, tapi yang paling berat sih di biaya, seperti yg semua orang tau Tabanan tidak seperti Badung dan Denpasar yg mendapat dana dari pemerintah, kami di Tabanan harus berjuang secara kolektif dan mandiri dalam pengumpulan dana,” tambah Riko.

Baca juga:  Ogoh-Ogoh “Ki Dalem Dukut” Siap Meriahkan Perayaan Nyepi di Banjar Pengembungan

Namun, semangat gotong royong di kalangan Pemuda Pemudi Banjar Jelantik mampu mengatasi berbagai hambatan tersebut. Mereka berharap, melalui ogoh-ogoh ini, tidak hanya tercipta kekompakan antar anggota, tetapi juga pesan moral yang bisa menyentuh hati masyarakat.

“Harapan internal kami tentunya dengan momen pembuatan ogoh-ogoh ini agar organisasi pemuda pemudi jelantik dapat lebih mempererat persaudaran dan bisa bersosialiasi satu sama lain  Bagaimana pun Sekaa Teruna Teruni ini adalah wadah untuk belajar mengenal lingkungan di desa sebelum kelak akan menjadi banjar setelah menikah, dan harapan dari tema yang kami angkat semoga orang-orang bisa menangkap tema yang kami angkat dengan baik dan merenungkan betapa mirisnya keadaan sekitar kita sekarang karena banyaknya manusia bersifat “corah,” semoga dapat mengetuk hati setiap manusia agar intropeksi diri sendiri agar bisa mengendalikan sifat “corah” dan kembali menegakkan dharma dikehodupan bermasyarakat,” tutup Riko. (Andin Lyra/balipost)

Baca juga:  Badai Landa Tabanan, Atap Perpustakaan SMPN 3 Kediri Rusak Tertimpa Pohon
BAGIKAN