Beberapa petani menanam bibit padi di lahan pertanian di wilayah Kepaon, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbukti mampu memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali. Tercatat dari pedagang peralatan upacara keagamaan hingga petani mampu mengembangkan dan memperluas usahanya berkat KUR.

Adalah I Nyoman Pantia yang tinggal di Desa Sading, Mengwi, merupakan salah satu debitur KUR yang merasakan manfaat memperoleh bantuan modal dengan bunga ringan ini. Pedagang peralatan upacara keagamaan ini memulai usahanya sejak 2004.

Ia memperoleh KUR dari BRI sebesar Rp 25 juta dan digunakan untuk membeli barang dagangan untuk mengisi warungnya. Omzet per bulan Pantia mencapai Rp 3 juta.

Omzet itu, dikatakannya, bisa meningkat jika hari raya umat Hindu tiba. Dengan pinjaman KUR, ia menambah jenis barang dagangannya dengan beragam perlengkapan membuat penjor. “Kalau menjelang hari raya Galungan dan Kuningan, saya menjual perlengkapan penjor, seperti hiasannya, bambu, dan sanggah cucuk (tempat meletakkan canangsari dan sesajen terbuat dari bambu yang atasnya berbentuk segitiga,red),” paparnya.

Selain usaha warung, Pantia juga mempunyai usaha sampingan pembuatan keripik. Hasil produksinya dijual ke warung-warung yang menjual makanan.

Sejumlah bahan-bahan upacara Hindu tertata rapi siap dipasarkan. Pedagang perlengkapan upacara keagamaan ini merupakan sasaran program KUR di Bali. (BP/Dokumen)

Senada disampaikan Ngurah Manik yang memiliki toko pertanian di Mambal, Badung. Pria yang dulunya bekerja sebagai pegawai bank ini memutuskan banting setir menjadi petani pada 2015 lalu.

Baca juga:  Ini SMA/SMK di Gianyar yang Buka PPDB Gelombang II

Ia pun meminjam KUR di BRI untuk memulai usahanya menjual pupuk, bibit, dan peralatan pertanian. Tak terasa sudah hampir sepuluh tahun usahanya berjalan, ia mengaku bisa melakukan ekspansi dengan menambah variasi produk yang dijual berkat KUR. “Berkat KUR, saya bisa menjadi distributor sejumlah produk pertanian dan makin memperluas toko,” ungkapnya, Jumat (14/3).

Untuk mendorong kinerja sektor usaha, pemerintah memang terus memperluas akses pembiayaan, khususnya bagi UMKM, melalui penyaluran kredit. Di Provinsi Bali, Kredit Program mencakup Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Pada skema KUR, pemerintah memberikan subsidi bunga untuk meringankan beban debitur.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Pulau Dewata mencapai Rp10,81 triliun selama 2024 atau melonjak dibandingkan 2023 yang mencapai Rp8,93 triliun.

Menurut Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar belum lama ini, KUR disalurkan ke 137.591 debitur. Jumlah debitur itu juga lebih banyak dibandingkan pada 2023 mencapai sekitar 122 ribu orang debitur.

Baca juga:  Legislatif Sidak LPK Tawarkan Program Magang ke Jepang

Penyaluran KUR didominasi oleh skema KUR Mikro (dengan plafon kredit Rp10 juta hingga Rp100 juta), yang mencapai Rp6,89 triliun dan disalurkan kepada 120.475 debitur.

Berdasarkan sektor usaha, penyaluran Kredit Program terbanyak berada di sektor perdagangan besar dan eceran (41,41%), diikuti sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan (18%), serta jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, hiburan, dan perorangan lainnya (13%).

“Kami mendukung upaya penuh pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga dalam penyaluran dan pemanfaatan KUR,” ujarnya.

Sementara itu, BRI sebagai salah satu penyalur KUR menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sistem pembiayaan UMKM yang menjadi bagian dari program Asta Cita pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya, belum lama ini mengatakan perseroan terus mendukung sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan dalam mendukung perekonomian masyarakat.

CEO BRI RO Denpasar, Hery Noercahya. (BP/Istimewa)

Hal itu diwujudkan dalam bentuk prioritas penyaluran kredit usaha serta berbagai program pemberdayaan untuk mendukung pertumbuhan usaha.

Ia menyebut Bali dikenal sebagai wilayah yang banyak didukung oleh sektor usaha pariwisata, sehingga banyak pelaku usaha bergerak di bidang perhotelan dan berbagai sarana pendukung pariwisata, salah satunya di sektor pertanian.

Baca juga:  Sambut Delegasi VVIP KTT G20, Segini Anggaran untuk Penari

Terpisah dalam keterangan tertulisnya, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan dengan semakin luasnya akses pembiayaan melalui KUR, semakin banyak pelaku usaha yang dapat bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi lebih besar dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional.

Supari menyatakan bahwa BRI akan terus menjalankan strategi yang telah diterapkan untuk mendorong penyaluran KUR. Salah satu strategi utama adalah revitalisasi tenaga pemasar mikro sebagai financial advisor yang menguasai ekosistem di suatu wilayah.

Strategi ini menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan berbagai program pemberdayaan BRI, seperti Desa BRILiaN, Klasterku Hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM, sebuah platform pemberdayaan berbasis digital.

“Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, BRI berupaya menghadirkan one-stop solution bagi pelaku usaha mikro, tidak hanya dalam aspek keuangan, tetapi juga non-keuangan, sesuai dengan kebutuhan mereka,” tambah Supari.

Konsistensi BRI dalam mendukung UMKM untuk memperkuat kapasitas usaha dan memastikan keberlanjutan pembiayaan tercermin dari akumulasi penyaluran KUR sejak 2015 hingga Februari 2025, yang telah mencapai Rp1.285 triliun dengan total penerima lebih dari 43,33 juta debitur. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN