AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Bugbug, Kabupaten Karangasem terus melestarikan warisan leluhur yakni Nyepi Adat. Sebelum pelaksanaan upacara tersebut, lebih dulu digelar upacara Aci Manda yang merupakan ritual mnurunkan dan mengupacarai Sanghyang Aji Raja Purana, penguasa prasasti pingit Desa Adat Bugbug.
Kelihan Desa Adat Bugbug, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengungkapkan, Desa Adat Bugbug memang masih tetap melestarikan Nyepi Adat ini. Dalam pelaksanaan tradisi Aci Manda ini diartikan pula sebagai pengejawantahan atau penerjemahan dari semua ritual atau upacara yang ada di Desa Adat Bugbug.
Dalam prosesi ini para Daha dan Teruna Desa Adat Bugbug akan berbaris dan berjalan dari depan Pura Puseh menuju arah selatan melewati Pura Bale Agung sampai Banjar Adat Segara. Kemudian ke arah utara dan terakhir mengelilingi Pura Bale Agung sebanyak tiga kali. Setelah itu barulah dilaksanakan persembahyangan bersama di Pura Bale Agung.
Purwa Arsana mengatakan Aci Manda, merupakan bagian dari upacara bhuta yadnya menjelang ngesanga atau nyepi Desa Adat Bugbug manut dresta. Tradisi ini bermakna menjaga keseimbangan alam semesta, Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Tradisi ini juga sebagai bentuk secara simbolis memperkenalkan kepada generasi muda akan tapal batas dan kekayaan sumber alam yang dimiliki desa.
Menurut Purwa Arsana, sehari setelah Aci Manda, baru dilaksanakan Nyepi Adat. Nyepi Desa Adat Bugbug jatuh pada panglong 14 Sasih Kawulu atau Panglong 15 Sasih Kawulu atau Penanggal 1 Sasih Kesanga.
Di antara tiga pilihan itu dipilih yang triwaranya tepat Beteng. Untuk tahun ini Nyepi atau Sipeng Desa Adat Bugbug, jatuh pada Jumat 28 Februari 2025.
Lebih lanjut dijelaskan Nyepi Adat ini berbeda dari Nyepi pada umumnya di Bali. Pasalnya, Nyepi Adat di Desa Bugbug hanya berlangsung dari pukul 06.00 hingga 18.00 WITA.
Pada pukul 12.00 WITA, masyarakat keluar untuk sembahyang di Bale Agung, sebelum kembali menjalankan penyepian hingga waktu yang ditentukan.
Dalam prosesi Nyepi Adat ini, kata dia juga dilaksanakan upacara penyucian prasasti Desa Adat Bugbug, dimana di sana distanakan Sanghyang Aji Raja Purana.
Prasasti yang disimpan atau distanakan di Pura Piit Desa Adat Bugbug dituntun atau di pundak atau dibawa oleh teruna pasting menuju ke Pura Panti.
Teruna pasting adalah anak lelaki yang masih belum akil balik atau belum beranjak dewasa. Anak anak ini dipilih tiga orang untuk melaksanakan prosesi mundut prasasti Desa Bugbug.
Sebelum diupacarai, prasasti disucikan terlebih dahulu, kemudian diupacarai. Pada pukul 12.00 WITA saat nyepi masyarakat Desa Bugbug keluar rumah menuju pura Balai Agung dimana masyarakat akan sembahyang memuja Ida Sanghyang Aji Raja Purana. Sekitar pukul 14.00 WITA, nyepi kembali dilaksanakan hingga kurang lebih pukul 18.00 WITA. (Eka Parananda/balipost)