DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk menjaga ketertiban dan menjaga budaya Bali, Desa Adat Pedungan, Denpasar telah menyiapkan perangkat gamelan baleganjur saat pengerupukan. Hal itu untuk menjawab instruksi pemerintah daerah terkait pelarangan penggunaan sound system.
Keliat Adat Banjar Geladag, I Made Sudira mengatakan Banjar Geladag sebelumnya memang telah memiliki gamelan baleganjur. Sehingga sound system terutama saat pawai ogoh-ogoh tak pernah digunakan.
Pihaknya sejatinya tak pernah menggunakan sound system sejak dulu. Artinya pihaknya sudah melakukan hal itu karena sesuai dengan apa yang dicanangkan Pemerintah Kota Denpasar khususnya pada pawai ogoh-ogoh.
Apalagi di Banjar Geladag ada Sekaa Gong Jaya Kusuma yang memang sudah mempunyai nama sehingga perangkat gamelan baleganjur yang dimiliki cukup lengkap. Selain itu, Desa Adat Pedungan senantiasa mendukung kegiatan adat, budaya dan tradisi karena memang itulah yang menjadi tugas desa adat.
Desa adat melalui kelian adat sangat antusias memfasilitasi sekaa teruna yang ada di wilayah Pedungan. Desa adat memberikan dukungan berupa dana pembinaan baik dari banjar maupun LPD Desa Adat Pedungan.
Dukungan itu tentunya diberikan kepada generasi muda untuk berkreativitas dalam pembuatan ogoh- ogoh menuju sasih Kasanga dan Kasanga Festival.
Lebih lanjut dijelaskan setiap tahun, ST Ria Remaja Jaya Kusuma, Banjar Geladag tak pernah absen membuat ogoh-ogoh. Banjar Geladag selalu berupaya terlibat dalam pelaksanaan acara menyambut hari pengerupukan dengan membuat ogoh-ogoh.
Tentu pihaknya mengajak semua sekaa teruna di Bali untuk tidak menggunakan sound system demi menjaga budaya dan tradisi serta menjaga keamanan saat pengerupukan. (Citta Maya/balipost)