
DENPASAR, BALIPOST.com – Suara tabuh baleganjur menggema penuh semangat di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Minggu (23/3) sore. Sesi kedua lomba ini menjadi salah satu rangkaian utama Kasanga Fest 2025 yang menghadirkan kelompok sekaa teruna dari berbagai banjar di Denpasar, salah satunya dari Banjar Kedaton Kesiman.
Adalah I Gede Anom Sastrawan (23), perwakilan dari Sekaa Teruna Teruni (STT) Yowana Dharma Kretih, yang turut ambil bagian dalam kompetisi tersebut dengan nomor undian 13. Ia mengungkapkan motivasi timnya mengikuti lomba ini tak lain untuk memperkenalkan lebih jauh eksistensi seni tabuh baleganjur kepada masyarakat luas.
“Saya tertarik mengikuti lomba baleganjur ini karena kami dari perwakilan STT itu ingin mencari atau mengenalkan apa sih eksistensi dari beleganjur itu sendiri kepada masyarakat luas. Karena rata-rata orang itu mengetahui bahwa beleganjur itu merupakan pengiring dari suatu upacara agama, bahkan ada yang menilai bahwa baleganjur itu hanya untuk tontonan saat penampilan seni-seni itu atau pada saat upacara tertentu,” jelas Anom saat diwawancarai di Gedung Dharma Negara Alaya, Minggu (23/3).
Persiapan tim STT Yowana Dharma Kretih sendiri sudah dimulai sejak Desember 2024. Proses latihan baleganjur ini pun berbarengan dengan persiapan pembuatan ogoh-ogoh di banjar mereka. Begitu mendengar Kasanga Fest kembali mengadakan lomba ini, semangat mereka semakin terpacu untuk turut serta menunjukkan kemampuan.
“Untuk persiapan kami itu mempersiapkannya sudah lama dari bulan Desember 2024 bersamaan dengan proses kita membuat ogoh-ogoh. Begitu kita tahu Kasanga Fest mengadakan lomba baleganjur lagi, makanya kita tertantang, tertarik untuk mengikuti lomba baleganjur ini,” lanjutnya.
Namun, Anom juga mengakui bahwa waktu menjadi tantangan terbesar dalam proses latihan mereka. Kebanyakan dari anggota STT masih disibukkan dengan kuliah, pekerjaan, bahkan sekolah, sehingga manajemen waktu menjadi kendala utama.
“Dari segi tantangan itu banyak, yang dimana kita berkendala di waktu karena kita itu banyak yang masih kuliah, kerja, dan bahkan masih pelajar. Jadi tantangan terbesar kita selama latihan itu adalah waktu,” ungkapnya.
Dalam penampilannya, STT Yowana Dharma Kretih mengusung tema “Suryak Ceraken”, yang bermakna semangat dan kebanggaan dalam menyambut Sasih Kasanga. Tema ini mereka angkat sebagai simbol teriakan semangat dari masyarakat, terutama generasi muda, yang turut serta meramaikan suasana Tawur Kasanga.
“Untuk pesan dan tema itu kami mengambil tema ‘Suryak Ceraken’ yang dimana artinya itu seperti semangat atau kebanggaan kita dalam menyambut Sasih Kasanga. Jadinya tema ini suryak-suryak atau teriakan masyarakat dari segala usia yang ikut memeriahkan acara Tawur Kasanga,” jelas Anom.
Menutup perbincangan, Anom menyampaikan harapannya agar Kasanga Fest bisa terus menjadi wadah munculnya generasi penerus, baik dalam bidang seni, budaya, maupun kreativitas lainnya.
“Harapan saya semoga dengan adanya Kasanga Fest ini muncul generasi-generasi penerus atau pun arsitek-arsitek yang menampilkan karya-karyanya,” tutupnya. (Andin Lyra/balipost)