
DENPASAR, BALIPOST.com – Hari Raya Nyepi sering dijadikan paket promosi oleh pihak hotel untuk menarik wisatawan. Sebab, Bali selalu menjadi pilihan untuk berlibur dicuti bersama Hari Raya Nyepi yang berbarengan dengan Hari Raya Idul Fitri oleh wisatawan domestik (wisdom).
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun pun tak melarang pengusaha pariwisata untuk membuat paket liburan, namun ditegaskan tidak boleh menjual nama Nyepi dalam paket promosinya.
Tjok Pemayun mengatakan semuanya harus menghormati masyarakat Bali beragama Hindu untuk melakukan tapa brata penyepian agar nama nyepi tidak dijual. Untuk itu, Dispar Bali telah melakukan monitor pergerakkan pariwisata dari H-7 hari raya.
Ia memprediksi akan terjadi peningkatan wisdom berlibur ke Bali. Sebab, harga tiket pesawat tidak mahal dan adanya Tol Gending-Paiton yang resmi dibuka pada 24 Maret 2025. Pihaknya berharap hal tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisdom berwisata ke Pulau Dewata. “Semoga ini bentuk optimis saya selaku Kadispar, kembali Bali akan menjadi pilihan,” ujarnya, Rabu (26/3).
Diungkapkan, saat ini Bali masuki low season. Namun yang membedakan terjadi penurunan kunjungan wisatawan ke Bali saat low season di 2025 ini jika dibandingkan pada tahun lalu.
“Memang Februari sampai April adalah low season, kalau dari jumlah kunjungan Januari sampai Februari kan terus meningkat. Tetapi kalau dibandingkan tahun lalu ada penurunan dikit. Tapi yang jelas turun karena akomodasi trennya banyak wisatawan datang tetapi mereka tidurnya di pondok wisata, villa, homestay,” ungkapnya.
Ketika ditanya turunnya kunjungan wisatawan apakah disebabkan karena Bali sempat masuk ke rekomendasi tak layak dikunjungi, Tjok menyangkal hal tersebut. LOh ndak, itu beberapa aspek yang membuat Bali salah satunya adalah bagaimana memang kalau bicara geopolitik kan jalur menuju kemari (Bali) ada perang antar negara tertentu ya itu salah satu berpengaruh juga. Kedua tentu kita berharap tahun ini harga lebih resionable untuk tiket,” tegasnya. (Ketut Winata/balipost)