
NEGARA, BALIPOST.com – Dua Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Jembrana mengalami regrouping sejak dua tahun terakhir. Dipicu minim siswa, SD Negeri 3 Pekutatan dan SD Negeri Blimbingsari kini bangunannya kosong. Keduanya saat ini masih menjadi aset Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Jembrana.
Lantaran sudah ditinggalkan dua bangunan yang sebelumnya ramai aktivitas siswa belajar kini terbengkalai. SD Negeri 3 Pekutatan rencananya masuk lahan yang terkena proyek jalan tol Gilimanuk Mengwi. Sementara SD N 1 Blimbingsari belum diketahui akan digunakan untuk apa.
SD N Blimbingsari yang berdiri sejak tahun 1970-an itu sebelumnya menampung siswa dari Banjar Ambyarsari dan Banjar Pangkung Tanah, desa Melaya yang lokasinya paling dekat. Mulai tahun ini, SD tersebut resmi tak beroperasi dan diregrouping dengan SD terdekat.
Perbekel Blimbingsari, I Made John Ronny, Jumat (4/4) mengatakan, lahan tempat berdirinya SD tersebut sebelumnya disediakan oleh desa.
Namun setelah beroperasi dan saat ini diregrouping sudah menjadi aset Dinas Dikpora Kabupaten Jembrana. “Sekarang kosong, sempat ditawarkan ke desa untuk dimanfaatkan, kita belum ada rencana untuk itu,” ujar Perbekel.
Kini kondisi bangunan kosong sejak tidak ada aktivitas belajar mengajar lagi. Satu-satunya SD Negeri di desa Blimbingsari ini tutup berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang 17 Januari 2025 lalu. Selama dua tahun terakhir, SDN Blimbingsari hanya memiliki 11 siswa yang tersebar di kelas III hingga VI.
Sama halnya yang terjadi di eks bangunan SD N 3 Pekutatan yang lebih awal ditinggalkan. Masih menyisakan aset kelas seperti bangku dan fasilitas lain yang sudah tidak digunakan. Di areal dalam SD tersebut, yakni di halaman depan dan belakang kelas masih terpasang patok yang rencananya untuk jalan Tol. Sekolah ini diregrouping setelah banyak siswanya sudah pindah domisili. (Surya Dharma/Balipost)