Presiden AS, Donald Trump pada Selasa (24/3/2020). (BP/Dokumen)

ISTANBUL, BALIPOST.com – Aksi protes atas kebijakan Presiden Donald Trump serta Elon Musk, pengusaha teknologi yang kini menjabat sebagai penasihat senior sekaligus memimpin lembaga tidak resmi bernama Department of Government Efficiency (DOGE) dilakukan oleh ratusan ribu warga Amerika Serikat (AS) dari berbagai penjuru negeri, dengan turun ke jalan pada Sabtu (5/4).

DOGE berperan besar dalam langkah besar-besaran merampingkan pemerintahan federal AS. Aksi unjuk rasa tersebut mengusung slogan utama “Hands Off” atau seruan “Jangan ikut Campur.”

Aksi protes berskala nasional itu digelar di hampir 1.000 lokasi, termasuk di kota-kota besar seperti Washington, DC, New York City, dan Boston. Menurut penyelenggara, jumlah massa mencapai ratusan ribu orang.

Baca juga:  Indonesia Fokus Penguatan Kerjasama Kawasan Asteng

Para demonstran membawa berbagai poster bertuliskan pesan seperti Fasisme tidak punya tempat di sini, AS bukan kerajaan, dan Jangan ganggu demokrasi kami.

Banyak pengunjuk rasa secara eksplisit menyoroti peran Trump dan Musk, dengan poster bertuliskan “Tidak ada yang memilih Elon Musk” dan “Tak butuh Raja, Diktator, Fasis, maupun Muskrat.”

Aksi itu digagas oleh gerakan bernama 50501, yang merujuk pada misi mereka: “50 aksi protes, di 50 negara bagian, dalam satu gerakan.”

Melalui media sosial, mereka menyerukan perlawanan dengan pesan: “Donald Trump dan Elon Musk berpikir bahwa negeri ini milik mereka. Mereka mengambil semua yang bisa mereka kuasai dan menantang dunia untuk menghentikan mereka.”

Baca juga:  PDIP Identikkan Nomor 3 dengan Ajaran Trisakti

“Jika kita tidak melawan sekarang, maka takkan ada lagi yang bisa diselamatkan,” bunyi salah satu materi kampanye gerakan tersebut, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (6/4).

Poster-poster lain juga menyuarakan berbagai isu, seperti: “Jangan ganggu jaminan sosial, Medicare, sekolah, dan sekutu-sekutu kami,” serta “Jangan ganggu Ukraina, Sudan, Palestina, Republik Demokratik Kongo, dan Haiti.”

Anggota Kongres dari Maryland, Jamie Raskin, turut berorasi dalam aksi di ibu kota AS. Ia menyerukan agar pemerintahan Trump “melepaskan” klaim terhadap negara-negara merdeka seperti Kanada, Greenland, dan Panama.

Baca juga:  Jelang Akhir Tahun, Okupansi Homestay di Ubud Turun

“Pers punya hak menyebut Teluk Meksiko sebagai Teluk Meksiko,” ujarnya, mengkritik langkah pemerintah yang ingin mengganti nama wilayah itu menjadi “Teluk Amerika” dan memaksa media mengikuti narasi tersebut.

Aksi tersebut merupakan demonstrasi nasional keempat yang diselenggarakan oleh gerakan 50501, setelah sebelumnya menggelar protes pada 5 Februari, 17 Februari, dan 4 Maret 2025.

Menurut Kay Evert, salah satu penggagas gerakan, 50501 berawal dari diskusi di platform Reddit sebelum kemudian mendapat dukungan dari berbagai organisasi aktivis yang sudah mapan. Subreddit r/50501 kini memiliki lebih dari 246.000 anggota. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN