Ratusan umat dari berbagai daerah di Bali datang untuk melakukan persembahyangan terkait piodalan alit di Pura Penyusuhan Penegil Dharma pada Rabu (9/4). (BP/yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Ratusan umat dari berbagai daerah di Bali datang untuk melakukan persembahyangan terkait piodalan alit di Pura Penyusuhan Penegil Dharma pada Rabu (9/4). Masyarakat datang silih berganti sejak pagi hingga malam ke Pura yang terletak di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Kelian Ulu Pura Penyusuhan Penegil Dharma, Gede Ardhakrisna mengatakan prosesi puncak piodalan sudah dimulai sejak pagi hari. Krama pengempon Pura Penyusuhan melakukan mendak tirta ke sejumlah Pura yang erat kaitannya dengan keberadaan Pura Sungsungan jagat ini. Saat puncak piodalan tiba, juga diisi dengan tarian jojor.

Baca juga:  "Pujawali" di Pura Penataran Ped

Tarian ini merupakan tarian pengiring di setiap piodalan tiba. Bahkan dalam sehari bisa ditarikan hingga tiga kali. Ardhakrisna menyebut, tari baris ini merupakan tari kepahlawanan yang mempertunjukan jiwa keprajuritan dan gerakan-gerakan tarian ini menunjukan kewibawaan seorang prajurit dalam setiap langkahnya yang tegap dan berwibawa.

“Ini saat kita mendak tirta juga kita pentaskan sebagai pengiring upacara piodalan. Ini sudah menjadi agenda rutin pementasan tarian ini,” jelas Ardha.

Baca juga:  Pura Penataran Agung Kenusut Gelar IBTK dan Segara Kerthi

Ia mengatakan pelaksanaan piodalan alit kali ini sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sesuai hasil paruman, krama yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, krama pengempon sepakat untuk ngayah secara gotong royong untuk membuat sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Bahkan Puncak Piodalan dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta didampingi Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra. Bahkan usai melakukan persembahyangan, Giri menjelaskan keberadaan Pura Penyusuan ini merupakan sungsungan jagat yang patut selalu dilestarikan. Renovasi Pura pun sudah dilakukan melalui Dana Hibah Provinsi Bali sebesar Rp 7 miliar.

Baca juga:  Dua Warga Diamankan Polisi Jual Gas Oplosan

Sedangkan untuk Piodalan Agung, Melaspas Agung, Ngenteg Linggih dan dilanjutkan dengan Upacara Menawa Darmaratna itu sudah akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Bali. Rencananya piodalan akan dilaksanakan pada 5 November 2025.

Pemerintah Provinsi Bali, melalui Gubernur Koster sudah berkomitmen untuk mendukung penuh piodalan nantinya. Pasalnya saat ini krama kita sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk upacara yadnya. Sekarang kita pemerintah yang berkontribusi untuk piodalan,” jelas Giri Prasta. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN