
DENPASAR, BALIPOST.com – Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga kelapa daksina di Bali mengalami lonjakan. Harganya naik hingga tiga kali lipat dari harga normal, khususnya untuk kelapa daksina jenis hitam dan putih.
Menurut Nur, pedagang asal Melaya, Jembrana, kelapa daksina hitam dijual seharga Rp900.000 per karung, dengan isi sekitar 50 butir atau Rp18.000 per butir. Sementara itu, kelapa daksina putih sedikit lebih murah, yakni Rp750.000 per karung, atau Rp15.000 per butir.
Sebelum Hari Raya Nyepi, harga kelapa daksina masih tergolong stabil, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp6.000 per butir. Namun, setelah Nyepi yang waktunya berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri, pasokan kelapa mulai menurun drastis.
“Setelah Nyepi kan bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri. Itu dah penyebabnya kelangkaan kelapa itu,” ujar Pak Nur saat ditemui di Pasar Kreneng, Kamis (10/4).
Tak hanya dari luar Bali, pengiriman kelapa dari dalam wilayah Bali juga ikut terganggu. “Pengiriman dari Bali itu kosong, terus dari daerah-daerah seperti Lampung, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku saat ini tidak ada sama sekali,” tambahnya.
Sementara itu, Made Antara, pedagang dari Jembrana, juga merasakan hal serupa. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan kelapa dari daerah langganannya seperti Lombok dan Bali Timur. “Biasanya sebelum Nyepi harga cuma Rp5.000 sampai Rp6.000 per butir. Sekarang bisa tiga kali lipat,” katanya.
Meski harga melonjak, permintaan dari masyarakat justru meningkat tajam. Terlebih lagi menjelang perayaan Galungan, kebutuhan masyarakat terhadap kelapa daksina sangat tinggi.
Hal ini dirasakan oleh Wayan (43) “Permintaan semakin banyak karena musim upacara. Malah sekarang saya kebanjiran pesanan, lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Bu Wayan. (Andin Lyra dan Wahyu Widya/balipost)