DENPASAR, BALIPOST.com – Gerakan Bali Bersih Sampah di Bali masih menimbulkan suara pro dan kontra. Banyak yang mempertanyakan Gerakan Bali Bersih Sampah ini apakah akan menggerus kegiatan adat dan budaya Bali. Atau akankah berjalan setengah  hati alias hangat-hangat tahi ayam?

Jro Bendesa Adat Batuyang, Gianyar, Guru I Made Sukarta dalam Dialog Merah Putih di Warung Bali Coffee Jalan Veteran 63 Denpasar, Rabu (16/4) mengungkapkan bahwa Gerakan Bali Bersih Sampah  didukung komponen rakyat Bali.

Baca juga:  Rektor Ditahan, Unud Tunjuk Pelaksana Tugas

Termasuk pembatasan Air Minum Dalam Kemasan  di bawah satu liter.

Pembatasan ini tak ada hubungan apalagi akan menggerus kegiatan adat dan budaya di Bali.

Sebab, krama Bali sudah memiliki jenis minuman lain seperti kopi dan teh menggunakan gelas kertas.

Pelaksana teknis Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Rentin mengakui masalah sampah menjadi isu sentral di tingkat nasional.

Hasil kajian menunjukkan Bali memiliki timbunan  sampah 1,2 juta ton di 2025.

Baca juga:  Jokowi Sampaikan Selamat Natal

Dari angka itu, 65 persen sampah domestik dan organik dan 17 persen sampah plastik.

Diungkapnya, Gerakan Bali Bersih Sampah bukan hanya keinginan pemerintah daerah namun juga linier dengan program pemerintah pusat.

Dukungan juga datang dari Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali, I Made Suparta. Dia menegaskan S-E Gubernur Nomor 9 tahun 2025 ini sudah benar secara yuridis formil, holistik dan filosofinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Baca juga:  Bandara Tutup Sementara, Terminal Mengwi Jadi Alternatif Pilihan

Ia yakin Gerakan Bali Bersih Sampah ini tak akan setengah hati. Alasanya, melibatkan semua unsur termasuk pelaku usaha lengkap dengan sanksi dan dendanya bagi desa/desa adat dan dunia usaha.

Ketiga narasumber juga sepakat gerakan bersama ini konsisten dilakukan dan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat terbawah. (Sueca/balipost)

BAGIKAN