
SINGARAJA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster, secara resmi meluncurkan siaran televisi digital dari Turyapada Tower KBS 6 titik 0 Kerthi Bali yang terletak di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Jumat (18/4).
Tower Turyapada menjadi pusat penyiaran digital yang mampu menjangkau sebagian besar wilayah Buleleng, bahkan meluas sampai Kabupaten Jembrana, terutama Kecamatan Melaya.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengungkapkan bahwa pembangunan tower ini merupakan bagian dari tiga aspirasi utama masyarakat Buleleng yang ia terima saat masa kampanye pemilihan gubernur tahun 2018.
“Ada tiga aspirasi dari masyarakat Buleleng saat itu, pembangunan shortcut jalan, pembangunan tower siaran, dan bandara di Bali Utara. Shortcut jalan sudah terwujud hingga titik 8, dan akan terus dilanjutkan hingga titik 12 pada 2028. Sekarang, giliran tower penyiaran digital ini yang kami wujudkan,” jelas Koster.
Awalnya, tower ini hanya dirancang sebagai menara pemancar biasa dengan anggaran sekitar Rp10 miliar. Namun kemudian muncul gagasan untuk menjadikannya ikon wisata baru di Buleleng, seperti Menara Eiffel maupun tower megah di dunia.
Atas inspirasi itu, pihaknya pun menggandeng Universitas Udayana untuk mewujudkan idenya ini. “Desain akhirnya dikerjakan oleh tim teknik dari Universitas Udayana dan seluruh pengerjaannya dilakukan oleh tenaga lokal. Di dalam menara akan ada restoran berputar, jembatan kaca, dan titik pandang, menjadikan tower ini bukan sekadar untuk penyiaran tapi juga objek wisata kelas dunia,” terang Koster.
Pemancar digital dari tower ini telah diuji coba dengan hasil memuaskan, diawasi langsung oleh KPID.
Saat ini, siaran digital sudah mencakup sebagian besar wilayah Buleleng hingga Jembrana, dan dapat menangkap lebih dari 30 channel.
Untuk tahap awal, para penyedia multipleksing ) diberikan fasilitas sewa pemancar gratis selama enam bulan.
Sementara itu, terkait pembangunan tahap dua, khususnya kawasan sekitar tower, termasuk akses jalan masuk, akan dimulai pertengahan Juni 2025. Waktu pengerjaan selama satu tahun
Tahap ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 270 miliar dan ditargetkan selesai pada 2026, sekaligus membuka kawasan ini sebagai obyek wisata baru yang dikelola secara profesional di Bali Utara. (kmb/balipost)