SINGARAJA, BALIPOST.com – Tradisi Ngusaba Bukakak di Desa Adat Sangsit Dangin Yeh, Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng kembali digelar.
tradisi rutin dua tahunan ini sebagai wujud rasa syukur warga sekitar kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas hasil panen yang melimpah.
Krama yang mengusung Sarad Ageng diwajibkan menggunakan pakaian berwarna putih-kuning untuk yang belum menikah, serta pakaian putih-merah untuk yang sudah menikah.
Sebelum malancaran, mereka terlebih dahulu menjalani ritual majaya-jaya ke Pura Pancoran Emas hingga ke Pura Gunung Sekar agar diberikan kekuatan dan semangat saat mengusung sarad.
Ketua Panitia Ngusaba Bukakak, Wayan Sunarsa mengatakan, tradisi ini merupakan tradisi turun temurun yang selalu dilestarikan.
Kali ini Sarad Ageng yang dibuat malancaran atau berkunjung ke Pura Kaja Desa Adat Sangsit Dauh Yeh.
Penentuan lokasi melancaran ini merupakan hasil nunas petunjuk yang dilakukan oleh prajuru desa adat, kepada Ida Bhatara Mutering Jagad Sesuhunan di Pura Gunung Sekar.
Biasanya permohonan petunjuk dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan tradisi.
Dalam rangkaian Ngusaba Bukakak ini, krama nunas tirta untuk dipercikan di areal sawah, kebun hingga pekarangan.
Memohon agar kembali diberikan kesuburan tanah dan hasil pertanian yang melimpah. Tirta ini mereka akan langsung percikan ke areal sawah, maupun pekarangan. Hal ini untuk memohon keselamatan warga yang ada di Sangsit Dangin Yeh.
Pihaknya pun berencana akan mengubah kembali pelaksanaan Ngusaba Bukakak ini.
Hal ini sesuai dengan hasil paruman sebelumnya, bahwa ngusaba bukakak kali ini akan kembali dilaksanakan pada Purnama Desta setiap dua tahunnya. (Nyoman Yudha/balipost)