SEMARAPURA, BALIPOST.com – Menjelang hari raya Galungan, nasib puluhan warga Banjar Sental Kangin, Nusa Penida yang tinggal di pengungsian SKB Banjarangkan, Klungkung, kembali menjadi sorotan.
Sebab, mereka tetap belum bisa kembali ke tempat tinggalnya untuk sekadar melaksanakan persembahyangan.
Bupati Klungkung I Made Satria, Minggu (20/4), memastikan mereka tetap akan berada di SKB, dan melaksanakan persembahyangan di SKB serta di Pura Kentel Gumi.
“Untuk hari raya Galungan ini, telah disepakati agar sembahyang di SKB atau di Pura Kentel Gumi. Pemkab juga menyiapkan aneka bahan untuk merayakan Penampahan Galungan (bahan mebat), nantinya akan didampingi Kesbangpol dan Dinas Sosial,” katanya.
Bupati Satria juga memastikan seluruh pengungsi sebanyak 28 orang tetap berada di SKB, sampai ada opsi terbaik bagi kedua belah pihak. Termasuk yang sempat pergi dan tinggal di Denpasar, juga dipastikan sudah kembali ke SKB Banjarangkan, guna memastikan keamanannya.
Pada prinsipnya, situasi di Banjar Sental Kangin, Desa Ped Nusa Penida dikatakan sudah kondusif. Hanya saja terkait momen hari raya Galungan ini, ketika mereka mau melaksanakan persembahyangan ke rumahnya, tetap dengan syarat dilakukan pengamanan oleh pihak kepolisian, warga kanorayang dikatakan memilih tetap tinggal di SKB.
“Ketika mereka nantinya melaksanakan persembahyangan di Pura Kentel Gumi, juga tetap akan kami dampingi,” tegasnya.
Ke depan, untuk menengahi persoalan ini, Bupati Satria juga ingin mengupayakan ada solusi damai antara warga kanorayang dengan induk wilayahnya di Banjar Sental Kangin.
“Tentu dengan berbagai persyaratan, agar tidak terjadi gesekan-gesekan lagi. Sehingga, kembali lagi mereka bermasyarakat disana. Tentu dengan komitmen bersama, bagaimana menjaga kondusivitas,” kata bupati asal Sental Kangin ini.
Pihaknya sudah membentuk tim untuk melakukan pendekatan-pendekatan, kepada para tokoh masyarakat di Banjar Sental Kangin. Agar ke depan, semua pihak dapat saling memahami.
Ia ingin niat baik dari pemerintah dapat diterima oleh kedua belah pihak. Sehingga warga kanorayang ini bisa diterima kembali. Namun seperti apa gambaran opsi damai ini, belum bisa dipastikan. (Bagiarta/balipost)
