Wagub Bali, I Nyoman Giri Prasta (kanan) saat ditemui di Kantor DPD PDI Perjuangan Bali, Senin (21/4). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, I Nyoman Giri Prasta menanggapi temuan ratusan siswa di Buleleng yang belum bisa membaca.

Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan mengambil langkah serius melalui koordinasi lintas sektor dan keterlibatan masyarakat dalam mendukung upaya perbaikan kualitas pendidikan yang ada di seluruh Bali. Selain itu, Pemprov Bali akan menyiapkan Rumah Pintar untuk mengantisipasi kejadian itu.

“Jadi kami sudah koordinasi arahan daripada Pak Gubernur bertalian dengan anak didik siswa-siswi ini maka koordinasi dengan kepala dinas. Kita akan menggerakkan semua komponen masyarakat. Nanti akan ada juga Rumah Pintar,” ujar Giri Prasta, Senin (21/4).

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru Hanya 1 Digit, Korban Jiwa Kembali Dilaporkan Bali

Giri Prasta menegaskan ke depan hal ini tidak boleh lagi. Karena mau tidak mau para muda-mudi ini adalah merupakan generasi penerus bangsa. “Saya kira evaluasi ini penting dan kami yakini ke depan tidak ada lagi,” tegasnya.

Ia mengatakan, organisasi seperti Tanam Tuwuh juga akan dilibatkan dalam upaya edukasi dan pemberian bantuan terhadap anak-anak yang mengalami kesulitan membaca.

Terkait dugaan apakah kasus serupa terjadi di luar Kabupaten Buleleng, Giri Prasta mengaku belum mendapatkan informasi tersebut. Namun yang jelas ia memastikan bahwa siswa-siswa yang belum bisa membaca akan mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari pemerintah, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten setempat.

Baca juga:  Perayaan Tahun Baru, Pantai Kuta Steril dari Kendaraan

“Sudah pasti. Kami sudah berbicara dengan Bupati Buleleng dan Pak Wakil Bupati pun penanganan khusus ini sudah pasti,” tandasnya.

Lebih lanjut, Giri Prasta menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kejadian ini. Ia menyebut ada kemungkinan kurangnya perhatian dari pendidik maupun orang tua, dan perlu ada pemilahan apakah kasus tersebut berkaitan dengan hambatan mental atau tidak.

“Saya pikir ini memang kesalahan pendidik dan tidak ada perhatian dari orang tua. Ataukah memang anak ini memang keterbelakangan mental? Jadi, kita akan lakukan pemilahan terhadap persoalan ini sehingga apapun yang terjadi pokoknya itu harus bisa baca tulis sesuai dengan kemampuannya dia nanti,” jelasnya.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Tambah Signifikan, Kabupaten Ini Catat 3 Pasien Meninggal

Bupati Badung 2 periode ini kembali menegaskan bahwa kasus serupa tidak boleh lagi terjadi di Bali. “Enggak boleh (terjadi lagi,red),” tandasnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN