Atlet panjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi saat mengikuti Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di kawasan Harapan Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). Pelatnas tersebut digelar untuk menghadapi International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup 2025 di Bali pada 2-4 Mei 2025. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia yang berpenduduk lebih dari 280 juta jiwa menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2025, kini kian “menyala'” di cabang olahraga panjat tebing (wall climbing) berkat prestasi gemilang yang diukir para atletnya.

Prestasi atlet nasional dalam cabor ini dimulai saat A’an Aviansyah, berhasil menyabet medali emas dalam SEA Games XXVI Jakarta-Palembang 2011.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, A’an berhasil menjadi atlet panjat tebing Indonesia pertama yang meraih emas dari nomor boulder putra, dalam cabang olahraga yang baru pertama kali dipertandingkan di ajang se-ASEAN saat itu.

Tidak cukup sampai di situ, di ruang lingkup yang lebih besar, yakni Asian Games Jakarta-Palembang 2018, para penghuni tim nasional panjat tebing Indonesia kembali mengukir sejarah manis di panggung internasional.

Ketika itu panjat tebing pun perdana dipertandingkan di level Asia, dan Indonesia tidak tanggung-tanggung memanfaatkan momentum tersebut, dengan memborong tiga medali emas, melalui nomor speed relay putra dan putri, serta speed putri.

Tim speed relay putra yang merebut emas dihuni oleh Muhammad Hinayah, Rindi Sufriyanto, Abu Dzar Yulianto, dan Veddriq Leonardo, sedangkan tim speed relay putri diperkuat Aries Susanti Rahayu, Puji Lestari, Fitriyani, dan Rajiah Sallsabillah.

Dalam nomor speed putri, Aries Susanti Rahayu kembali menorehkan namanya sebagai peraih emas.

Selanjutnya, pada ajang multievent paling bergengsi yakni Olimpiade, giliran Veddriq Leonardo yang mengharumkan nama bangsa dan negara di hadapan publik dunia.

Baca juga:  Korban Jiwa hingga Puluhan Dicatatkan Bali! 2 Kabupaten Sudah Sepekan Tambah Kematian

Veddriq berhasil membukukan namanya sebagai juara Olimpiade Paris 2024 dalam nomor speed putra.

Momentum itu telah mengguncang publik dunia, karena dia menjadi atlet panjat tebing Indonesia pertama yang merengkuh medali utama, ditambah dia juga pemegang enam gelar juara di sejumlah seri kejuaraan dunia yang diselenggarakan Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC).

Veddriq berjaya mulai dari Piala Dunia IFSC di Amerika Serikat (AS) pada 2021, Swiss 2021, Korea Selatan (Korsel) 2022, AS 2022, Korsel 2023, dan terakhir kembali di AS saat 2023.

Maka tidak salah, bila pria asal Pontianak, Kalimantan Barat, itu telah berjasa membawa Indonesia di puncak prestasi.

Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) kembali memilih Indonesia menjadi tuan rumah seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing 2025 atau IFSC Climbing World Cup Bali 2025 dan diikuti sebanyak 221 peserta dari 30 negara.

Kegiatan bergengsi yang mempertandingkan nomor speed dan boulder untuk kategori putra dan putri itu, dilaksanakan di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada 2-4 Mei mendatang.

Sebelum di Bali, dua seri telah dilaksanakan di China, masing-masing di Kota Keqiao (18-20 April) dan Wujiang (25-27 April). Total ada 14 kota yang menjadi lokasi penyelenggaraan seri Piala Dunia hingga 6 September nanti.

“Indonesia terpilih kembali menjadi lokasi untuk salah satu seri IFSC World Cup Bali 2025,” demikian keterangan resmi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), pada 14 Maret lalu.

Baca juga:  TNI dan Masyarakat Yehembang Kangin Bangun Jembatan Gantung

Tuan Rumah

Sejatinya Merah Putih juga sudah pernah menjadi tuan rumah pada 2022 dan 2023. Saat itu Jakarta, terpilih sebagai lokasi pelaksanaan Piala Dunia tersebut.

Pada edisi 2022 di Lot 16-17 SCBD, Jakarta, Sabtu (24/9), atlet putra Tanah Air yakni Aspar Jaelolo mencatatkan waktu 5,39 detik yang mengantarkannya menjadi juara seusai mengalahkan Kiromal Katibin, yang membukukan 5,75 detik dalam All Indonesian Final untuk nomor speed.

Untuk kategori putri, Indonesia belum beruntung karena hanya berhasil menempatkan dua wakilnya hingga perempat final nomor speed, yaitu Nurul Iqamah dan Amanda Narda Mutia.

Saat itu, sebanyak 200 atlet dari 27 negara menjadi peserta, termasuk total 42 atlet dari dalam negeri.

Kemudian, pada seri Jakarta 2023, giliran Raharjati Nursamsa asal Semarang, Jawa Tengah, yang mencatatkan namanya sebagai juara untuk nomor speed putra.

Sementara wakil putri di nomor speed, Desak Made Rita Kusuma Dewi, harus puas sebagai runner up.

Menilik hasil dari dua kali menjadi tuan rumah, Indonesia tentu memiliki peluang besar untuk kembali mendominasi turnamen.

Indonesia akan memanfaatkan kuota atau jatah maksimal sebagai tuan rumah, untuk mengikuti Piala Dunia di Bali.

Pelatih tim panjat tebing Indonesia Hendra Basir menyatakan, Indonesia berencana mengirim 10 atlet putra dan sembilan putri alias jumlah maksimal, dalam nomor speed.

Sedangkan untuk nomor lead, Tim Garuda akan diwakili masing-masing enam atlet putra dan putri.

Meski begitu, pelatih itu juga menyampaikan bahwa jajaran pelatih tidak akan menginstruksikan para atlet untuk tampil memaksakan diri.

Baca juga:  Jaga Kesucian Nyepi, FKUB Sepakati Sejumlah Aturan

Hal itu dikarenakan, sejumlah anak asuhnya sedang dalam proses pemulihan (recovery), setelah menjalani jadwal yang ketat pada 2024.

Nama-nama besar atlet panjat tebing Indonesia yang menjadi sorotan dunia sekarang, seperti jawara Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo, akan tampil dalam ajang itu.

Selain dia, bintang lainnya yaitu Kiromal Katibin dan Desak Made Rita, juga akan tampil membela Ibu Pertiwi.

Pemerintah Indonesia berharap, International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup Bali 2025 bisa mendongkrak roda perekonomian daerah.

Ketua Organizing Committee IFSC World Cup Bali 2025 Irjen Pol Herry Heryawan mengatakan pemerintah ingin ajang kelas dunia itu bisa membawa dampak ganda bagi Indonesia.

Dampak positif diperkirakan akan sangat signifikan, seperti meningkatnya kunjungan wisatawan, okupansi hotel atau penginapan murah, yang semuanya tegak lurus dengan peningkatan pendapatan lewat sektor pariwisata.

Lalu terbukanya lapangan kerja baru melalui penyelenggaraan side event, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan aktivitas ekonomi di sekitar lokasi acara.

Ketua FPTI Bali Putu Yudi Atmika menyampaikan bahwa turnamen itu merupakan momentum untuk mempromosikan pariwisata dan adat budaya Bali ke seluruh dunia.

Ditambah panggung besar tersebut dinilai sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia, khususnya Bali, adalah destinasi unggulan untuk penyelenggaraan sport tourism.

Oleh karena itu, semua pihak diharapkan juga ikut menyukseskan agenda kelas dunia itu. (kmb/balipost)

BAGIKAN