DENPASAR, BALIPOST.com – Rangkaian upacara Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih masih berlangsung. Berbagai “ayah-ayahan” seni sakral dipersembahkan selama Ida Bhatara “nyejer” oleh berbagai komunitas, sekaa, maupun lembaga/instansi pemerintahan.
Seperti yang dipersembahkan oleh Sekaa Gong Istri (SGI) Sekar dan SGI Gita Laksmi, serta Rejang Renteng ST Kawitan Lulur Sekar Jagat Denpasar pada Kamis (24/4) dan Minggu (27/4).
Di bawah binaan Pensiunan Pegawai Indonesia (PPI) Provinsi Bali, sekaa ini mempersembahkan “ayah-ayahan” berupa Tabuh Lelambatan Gong Gede dan Gong Kebyar, serta Tari Rejang Renteng.
SGI Sekar dan SGI Gita Laksmi ini dibentuk oleh Drs. Anak Agung Gede Geriya, SH., MH., saat menjabat sebagai Karo Kesra Kantor Gubernur Bali.
Kedua SGI ini di bawah binaan PPI Provinsi Bali yang dimotori oleh Gusti Ngurah Sunendra, SH., dan sebagai penanggung jawab Drs. Anak Agung Gede Geriya. SH.,MH.
Anak Agung Gede Geriya mengatakan bahwa dibentuknya kedua SGI ini dengan tujuan murni untuk dapat mempersembahkan “ayah-ayahan” ke pura-pura Sad Kahyangan dan Kahyangan Jagat di Bali maupun di luar Bali serta Pura Kahyangan Tiga. Seperti yang dilakukan di Pura Agung Besakih serangkaian “nyejer” IBTK.
Diungkapkan, biaya transportasi ngayah d Pura Agung Besakih ini sepenuhnya ditanggung oleh sekaa masing-masing.
Sedangkan, ngayah di luar Pulau Bali, seperti ke Pura Semeru Lumajang Jatim dan Pura Gunung Salak Bogor Jabar dibantu oleh Pemkab Badung. “Ngaturang ayah tidak bersifat profit oriented murni yadnya yang satwika,” ujar mantan Pj. Wali Kota Denpasar yang sekarang sebagai dosen di UNHI Denpasar ini, Minggu (27/4). (Ketut Winata/balipost)
