Sejumlah wisatawan berada di kawasan Pura Puseh dan Desa Batuan. (BP/kmb)

GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar menjadikan Pura Puseh dan Pura Desa, Desa Adat Batuan sebagai tempat destinasi wisata atau objek wisata.

Dua pura dalam satu areal tempat suci ini ramai dikunjungi wisatawan, baik mancanegara maupun domestik karena pura ini menyimpan berbagai sejarah purbakala, artepak dan puluhan pratima klasik. Dua pura ini sebagai destinasi wisata spiritual dan religi. Kunjungan wisatawan ke pura ini mencapai ratusan orang per harinya.

Baca juga:  Gianyar Kebagian Vaksin Moderna

Wakil Bendesa Adat Batuan, I Wayan Sudha mengatakan, Pura Puseh dan Pura Desa, Desa Adat Batuan ini sangat terkenal di kalangan wisatawan, karena dua pura ini menyimpan sejarah peradaban zaman Kerajaan Sri Warmadewa.

Dalam prasasti Baturan berangka tahun Içaka 944. Pura ini memiliki peninggalan purbakala berupa candi. Di pura ini juga ditemukan sejumlah patung yang dibuat zaman purbakala dan kini masih disimpan dengan baik dan rapi. Selain itu, di pura ini juga disimpan sejumlah jempana klasik juga tersimpan dalam tempat khusus.

Baca juga:  Desa Adat Tegalbadeng Kangin Jaga Eksistensi Adat Bali

Wisatawan sangat betah menikmati keindahan pura ini lantaran ditata dengan baik itu berupa taman dan tanaman. “Untuk mengelola tempat ini pihak desa adat melibatkan sejumlah petugas seperti kebersihan, taman, petugas kebun, petugas keamanan dengan melibatkan pecalang desa dan petugas pintu masuk memberikan tiket bagi pengunjung dan petugas lainnya,” katanya.

Ditambahkan di wantilan pura juga disimpan patung barong Ket terbesar di dunia. Patung ini dulunya ikut dalam pawai serangkaian HUT Kota Gianyar beberapa tahun lalu. Usai pawai patung itu dipajang di wantilan dan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke tempat ini untuk berswa foto.

Baca juga:  Dari Kacabjari Nusa Penida Pindah Tugas hingga Singapura Tutup Sekolah

Ditambahkan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata religi ini kebanyakan wisatawan India, Australia, Eropa, Asia, China dan lain-lain. (Agung Yuliantara/denpost)

 

 

BAGIKAN