
DENPASAR, BALIPOST.com – Cetik dikenal sebagai racun tradisional khas Bali yang dalam banyak kasus bisa sangat mematikan. Tak jarang, masyarakat bingung bagaimana cara menetralisir dan mengobati pengaruh cetik ini.
Berikut rangkuman fakta tentang cetik dikutip dari berbagai sumber dan lontar Usadha Bali:
1. Proses Pembuatan Cetik
Pembuatan cetik tidak hanya mengandalkan bahan fisik (sekala), tetapi juga kekuatan olah batin (niskala). Kedua aspek ini harus terpenuhi agar cetik menjadi ampuh dan berdaya guna.
2. Bahan Cetik
Bahan baku cetik berasal dari berbagai sumber alam, di antaranya:
– Tumbuhan: Seperti waluh dan medang tiing
– Binatang: Seperti ikan buntek, hewan berbisa, dan yuyu gringsing
– Logam: Seperti serbuk kerikan gong atau gangsa
– Organ manusia: Seperti tulang manusia dan banyeh (air mayat)
3. Jenis Cetik
Dalam Lontar Usadha Cetik, berbagai jenis cetik disebutkan dengan ciri khas masing-masing, antara lain:
Cetik Ceroncong Polo
Cetik Medang Arungan
Cetik Upas Marebong Api
Cetik Maratus
Setiap jenis cetik ini memiliki efek yang berbeda-beda terhadap korbannya.
4. Cetik Umumnya Disisipkan dalam Makanan atau Minuman
Di Bali, cetik sering kali digunakan untuk menyakiti seseorang melalui makanan atau minuman. Racikan cetik biasanya diperoleh dari seorang balian (dukun) atau dibuat sendiri dengan mengikuti aturan tertentu. Setelah dikonsumsi, efek cetik bisa muncul dalam hitungan jam atau beberapa hari kemudian.
5. Efek Cetik
Dampak dari cetik bisa sangat beragam, tergantung kekuatan racunnya, mulai dari:
Sakit kepala parah
Sakit perut hebat
Hingga menyebabkan kematian
Efek ini biasanya menyesuaikan dengan niat dan tujuan sang pelaku.
6. Cara Mengobati Cetik Secara Tradisional
Masyarakat Bali memiliki beberapa cara tradisional untuk mengobati cetik. Salah satunya, orang yang terpapar disarankan mengonsumsi air kelapa muda dari dua butir kelapa, lalu minum air perasan batang pisang secara rutin hingga gejala menghilang. (Wahyu Widya/balipost)