Ratusan Penari Rejang Tari Taksu Buana saat pembukaan Festival Semarapura VII. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Festival Semarapura VII akhirnya dibuka secara resmi, Senin (28/4).

Agenda tahunan KEN (Karisma Event Nusantara) Kementerian Pariwisata ini dibuka dengan penampilan Tari Rejang Taksu Buana, dengan melibatkan sekitar 500 penari dari kalangan para guru.

Agenda pembukaan ini menyedot perhatian ribuan warga Klungkung. Sejak siang mereka sudah memadati pusat lokasi Festival Semarapura di sekitar Catus Pata Klungkung.

Sebelum menyaksikan penampilan Tari Rejang Taksu Buana, para pengunjung berkesempatan menikmati Pameran Ekraf dan UMKM, hingga Atraksi Pembuatan Keris.

Baca juga:  Hak Guru Makin Berkurang di RUU Sisdiknas

Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung Ketut Suadnyana, mengatakan Tari Taksu Buana ini ditampilkan pada event kali ini, sebagai pembeda dengan setiap pembukaan pada pelaksanaan festival.

Tari ini merupakan tari penghormatan, yang dipersembahkan kepada para tamu undangan, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur, setelah Kabupaten Klungkung memiliki seorang bupati baru.

“Tari ini dipentaskan oleh sekitar 500 orang guru. Kenapa guru, karena guru merupakan salah satu media yang efektif dalam upaya melestarikan seni dan budaya. Sehingga Dinas Kebudayaan juga banyak melibatkan banyak guru dari generasi muda untuk ikut tampil dalam pentas ini,” katanya.

Baca juga:  Tingkatkan Kualitas, Yayasan Widiatmika Bekali Guru lewat Bimtek Penyusunan PTK

Kepala Dinas Pariwisata Klungkung Ni Made Sulistiawati, mengatakan penyelenggaraan Festival Semarapura ke-7 ini merupakan program untuk mengenalkan seni, budaya dan daya tarik wisata Kabupaten Klungkung.

Sekaligus juga untuk memberi ruang bagi seniman, pelaku UMKM maupun ekraf, agar dapat semakin dikenal. Pelaksanaan kali ini menjadi yang ketujuh, sejak dilaksanakan pertama tahun 2015.

“Berbagai pementasan seni dan budaya hingga pementasan UMKM digelar, melibatkan 45 UMKM kriya, kuliner 82 stand, hingga 2.100 seniman. Festival kali ini mengangkat tema Nayaka Maetala Udaya, dengan memiliki makna kebangkitan tanah kelahiran di tangan pemimpin bijaksana,” kata Sulistiawati.

Baca juga:  Mendesain Metode Pembelajaran yang Berpihak pada Anak 

Festival Semarapura ini menargetkan lebih dari 20 ribu pengunjung lokal dengan target transaksi di dalamnya mencapai Rp 10 miliar.

Usai pembukaan, selanjutnya digelar Fragmen Semara Langonjali (parade budaya potensi kesenian Kabupaten Klungkung. Hari pertama ini, akan ditutup dengan Fashion Show “Wastra Dibya Saswata” Dewi Pradewi. (bagiarta/balipost)

BAGIKAN