MANGUPURA, BALIPOST.com – Pengawasan pemotongan daging babi jelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan di Kabupaten Badung, diperketat. Sebab, banyak pemotongan hewan dilakukan secara pribadi maupun kelompok.
Pemerintah setempat telah melakukan langkah cepat untuk mengantisipasi kelayakan daging yang dikonsumsi masyarakat, dengan mengerahkan petugas khusus untuk melakukan pemeriksaan kesehatan babi sebelum pemotongan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Gede Asrama, mengatakan pemeriksaan dilakukan selama dua hari sejak Minggu (29/10) hingga Senin (30/10). Pihaknya bekerjasama dengan pihak Unud turun melakukan pemeriksaan ke tempat-tempat pemotongan hewan secara mandiri.
“Berkaitan dengan Hari Raya Galungan, kami mulai kemarin (Minggu 29/10) sampai hari ini (kemarin –red) akan melakukan pemeriksaan kesehatan babi yang akan dipotong,” ujarnya.
Menurutnya, petugas yang dikerahkan mencapai 181 orang yang terdiri dari 62 dokter hewan dan 119 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unud. Standar pemeriksaan yang dilakukan tak jauh berbeda dengan saat pemeriksaan hewan kurban beberapa waktu lalu. Seperti pemeriksaan antemortem (pemeriksaan sebelum kematian) dan postmortem (setelah kematian).
“Pemeriksaan antemortem untuk melihat ciri-ciri fisik, termasuk sehat tidaknya hewan yang bakal dipotong. Sedangkan pemeriksaan postmortem yang dilakukan ialah berupa pemeriksaan organ dalam hewan kurban seperti hati, limpa, dan paru,” jelasnya.
Mengingat kasus meningitis sempat mencuat di Bali, petugas yang terjun ke lapangan juga memberikan perhatian khusus. “Salah satu yang menjadi perhatian kami itu (meningitis). Makanya kami mengimbau masyarakat mengolah secara benar daging babi sebelum dikonsumsi,” ucapnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung. Untuk saat ini harga daging babi sedikit mengalami kenaikkan. Sebelumnya harganya Rp 50 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp Rp 55 ribu. Untuk harga daging sapi masih di kisaran Rp 100 ribu per kilogram. Sementara daging ayam ras juga mengalami sedikit kinaikkan, dari harga Rp 30,2 ribu naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram.
Untuk harga beras lokal kwt.I (Bali) masih tetap bertahan dikisaran harga Rp 11 ribu per kilogram, beras C4 masih Rp 10 ribu per kilogram. Beras Ir harga Rp 9,5 ribu. Sementara untuk harga gas elpiji 12 kilogram tetap bertahan di harga Rp 130 ribu dan gas elpiji 3 kilogram masih bertahan dikisaran harga Rp 20 ribu. Begitu juga harga komiditi lainnya masih tetap stabil.
Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung I Ketut Karpiana, memastikan harga kebutuhan pokok di Badung masih relatif stabil. Karena pihaknya rutin setiap minggu sekali memantau perkembangan harga komoditi di Badung. Hanya saja ada beberapa kenaikkan harga tetapi tidak seginifikan. “Kami sudah rutin menggelar pasar murah melibatkan distributor. Dari pantauan kami masih stabil dan untuk stok sembako masih aman,” pungkasnya. (parwata/balipost)