Suasana ngiring Bhatara Nini menuju Pura Luhur Batukau, Sabtu (25/1), serangkaian Karya Agung Pengurip Gumi. (BP/ara)

TABANAN, BALIPOST.com – Ribuan umat Hindu di Tabanan, Rabu (29/1) ini dipastikan akan mengikuti salah satu rangakaian Karya Agung Pangurip Gumi di Pura Luhur Batukau, yakni melasti. Uniknya, meski menempuh jarak yang cukup jauh, perjalanan menuju Pura Tanah Lot tidak menggunakan kendaraan, melainkan berjalan kaki.

Prosesi melasti ini bukan saja diikuti krama pangempon Pura Luhur Batukau, melainkan juga beberapa desa yang mengempon beberapa pura yang termasuk dalam jajar kemiri Pura Luhur Batukau. Pura yang termasuk dalam jajar kemiri ini, yakni Pura Luhur Puncak Kedaton, Pura Luhur Puncaksari, Pura Tamba Waras, Pura Batu Salahan, Pura Pucak Petali dan Pura Luhur Besikalung.

Baca juga:  Soal OTT di Bondowoso, Kejaksaan Agung akan Sikat Habis Oknum Salah Gunakan Kewenangan

Waktu yang ditempuh dalam melasti ini selama empat hari tiga malam. Sepanjang perjalanan, beberapa kali akan dilakukan simpang (singgah) serta marerepan (nginap).

Untuk menginap dilakukan di Pura Puseh Tabanan selama dua malam. Sedangkan satu malam lagi di Pura Bale Agung Tengkudak.

Bendesa Adat Wongaya Gede I Ketut Sucipto mengatakan kegiatan melasti ke Tanah Lot terakhir dilakukan pada 1993 lalu. Saat itu di Pura Batukau digelar Karya Agung Mamungkah. Terkiat kapan waktu melasti, semua tergantung pawisik Ida Bhatara. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Petani Didorong Terapkan Pertanian Organik
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *