JAKARTA, BALIPOST.com – PT Media Artha Sentosa menyelenggarakan Expo Clean & Expo Laundry 2017 di JIExpo Jakarta, 23-25 Maret 2017. “Belum semua rumah sakit menyediakan manajemen laundry yang berstandar, padahal bahaya penularan kuman patogen lewat linen dan pakaian dapat mengakibatkan infeksi, bertambahnya waktu opname, serta tambahan biaya perawatan bagi pasien,” kata Direktur PT Media Artha Sentosa, Teddy Halim di Jakarta, Senin (6/3).
Expo Clean merupakan pameran dagang yang menampilkan berbagai produk dan teknologi kebersihan, mulai dari kebersihan komersil, industri, publik, hingga kebersihan rumah dan pribadi.
Sedangkan Expo Laundry merupakan pameran dagang yang menampilkan berbagai produk dan mesin laundry, khususnya untuk kebutuhan rumah sakit.
Teddy Halim mengatakan, dalam Expo tersebut akan memamerkan berbagai alat dan mesin kebersihan berkualitas yang sesuai dengan standar kebersihan rumah sakit (RS).
Pasalnya, belum semua RS di Indonesia menyediakan manajemen laundry yang berstandar. Meski sudah ada Permenkes 1024/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan RS, namun belum semua RS mampu memenuhinya.
Ketua Kompartemen Manajemen Penunjang Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma mengatakan, pihaknya ingin membangun kesadaran pengelola RS untuk memiliki manajemen laundry yang benar.
Selama ini, laundry masih dipandang sebagai hal yang tidak terlalu penting. Bahkan, lokasi dan peralatannya seringkali kurang diperhatikan oleh manajemen RS.
Sedangkan Ketua Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI) Divisi Laundry RS, Teddy Tjoegito, mengatakan, dirinya masih banyak menemukan RS tidak memiliki mesin laundry standar RS atau melakukan outsource ke laundry yang tidak punya mesin standar RS.
“Padahal, mesin laundry RS harus menggunakan suhu air panas 70 atau 95 derajat, menggunakan jenis deterjen dan disinfektan yang ramah lingkungan, serta ada pemisahan antara linen infeksius dan linen non infeksius,” jelas Teddy Tjoegito.
Untuk itu, PERSI menghimbau agar setiap RS harus memiliki laundry berstandar, atau melakukan outsource dengan monitoring ketat kepada penyedia laundry di luar RS, sesuai Permenkes. Aturan itu juga telah diadopsi oleh Komite Akreditasi RS sebagai syarat proses akreditasi RS.
Sayangnya, belum semua RS yang beroperasi di Indonesia mengikuti akreditasi, sehingga belum mengetahui standar secara keseluruhan, atau terkendala masalah biaya operasional. (Nikson/balipost)