BANYUWANGI, BALIPOST.com – Obyek wisata alam Kawah Ijen di Banyuwangi ditutup saat malam hari. Wisatawan dipastikan tak bisa melihat keindahan api biru yang muncul tengah malam.
Penutupan kawasan pada malam hari disebabkan kawah itu kembali mengeluarkan gas beracun. Penutupan ini direkomendasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, mulai Minggu (5/3) malam hingga Senin (6/3) pagi.
“Kita rekomendasikan jalur pendakian kawah Ijen ditutup saat malam hingga pagi. Karena gas beracun cukupp berbahaya,” kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Banyuwangi, Eka Muharam, Senin (6/3).
Menurutnya, penutupan pendakian pada malam hari itu karena suhu danau air kawah mulai meningkat. Kondisi ini memicu munculnya gas beracun akibat letusan kecil dari kawah.
Gas beracun ini, kata dia, berasal dari sulfur dioksida, karbondioksida dan asam sulfat. “Sekarang ini puncak musim hujan, sehingga volume air danau kawah Ijen meningkat. Air dari dalam suhunya sangat tinggi, kemudian diisi dengan air yang suhunya rendah, terjadilah letupan-letupan,” jelasnya.
Tak hanya wisatawan, larangan mendaki juga diberlakukan bagi para penambang belerang saat malam. Penambang diminta menunggu pagi hari untuk menggali belerang. “Ini demi keselamatan para penambang sendiri,” ungkapnya.Sayangnya, penutupan pendakian ini tak sepenuhnya diikuti para penambang. Sebab, masih banyak yang nekad mendaki saat malam.
Kondisi ini membuat bingung para guide lokal di kawah Ijen. Sebab, mereka harus menjelaskan ke wisatawan. “Kita bingung menjelaskan ke tamu. Katanya ditutup, tapi penambang masih mendaki malam hari,” kata Danu, salah satu guide lokal di Ijen. Pihaknya berharap, ada aturan tegas jika ada larangan mendaki. (Budi Wiriyanto/balipost)