Pebulutangkis Tiongkok Lin Dan. (BP/ap)
BIRMINGHAM, BALIPOST.com – Kendati telah berusia 33 tahun dan bergelimang sukses, Lin Dan masih haus gelar. Pebulutangkis Tiongkok itu ambil bagian dalam turnamen All England yang berlangsung 7-12 Maret untuk mempertahankan gelar.

Pebulutangkis legendaris itu seharusnya bisa pensiun tahun lalu tanpa perlu ada sesal sedikit pun. Namun itu tak dilakukan.

Sejak 2011, Lin memborong banyak gelar kecuali Kejuaraan Eropa karena dia atlet Tiongkok. Setahun kemudian dia memenangi medali emas Olimpiade di London dan merilis otobiografi “To the End of the World.”

Dikutip dari AP, faktanya ia belum puas akan keberhasilannya. Super Dan, julukannya, masih menginginkan kesuksesan meski telah tercatat sebagai atlet kedua yang meraih pendapatan tertinggi di Tiongkok pada 2015 menurut bisnis majalah Forbes. Nama besarnya pun dipermanenkan dengan patung lilin di museum Madame Tussauds.
“Saya masih memiliki hasrat untuk bermain,” ujar Lin Dan saat ditanya wartawan tentang keinginan terus bermain.

Baca juga:  Empat Variabel Ini akan Tentukan Cawapres Jokowi

Di All England, dia tidak hanya mempertahankan gelar setelah tercatat enam kali menjuarai turnamen tertua ini. Namun dia ingin dikenang sepanjang masa sebagai yang terbaik di event ini. Nama besarnya masih belum mampu menyami Rudy Hartono (Indonesia) yang delapan kali memenangi turnamen ini di tahun 1960 hingga 1970-an.

Sukses di dalam lapangan, tidak berlanjut di luar. Ia pernah diberitakan memiliki hubungan dengan seorang perempuan padahal istrinya Xie Xingfang yang juga mantan juara dunia bulutangkis tengah mengandung anak pertama.

Baca juga:  Perluas Pasar Tiongkok, Garuda Indonesia Resmikan Penerbangan Denpasar-Cengdu

Xie memaafkan skandal itu dan memajang fotonya bersam Lin Dan dan serta bayinya, Xiao Yu tak lama kemudian. Lin Dan pun membuat permintaan maaf secara terbuka.

Skandal itu semakin meningkatkan popularitas Lin Dan yang tidak hanya sebagai atlet sukses namun juga sebagai tokoh publik. Beberapa pekan setelah skandal itu, ia mengikuti turnamen Chinese Super League. Ia memenangkan delapan pertandingan dengan mengalahkan tiga rekan senagaranya yang masuk 10 besar dunia seperti juara Olimpiade Chen Long, Tian Houwei dan Shi Yuqi.

Baca juga:  Bali Sabet Tiga Award di Ajang Penghargaan for Chinnese Tourists

Lin Dan mengaku dirinya terinspirasi dari kesuksesan petenis Swiss Roger Federer. Di usianya yang ke-35, Federer mampu menjuarai Australia. “Dia panutan terutama bagi atlet-atlet veteran,” jelas Lin Dan.

Saat ditanya wartawan apa yang akan diucapkan saat pidato ketika pensiun, Lin Dan menjawab ” Saya tidak ingin gantung raket.” (Yudi Winanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *