BANYUWANGI, BALIPOST.com – Kreativitas narapidana (napi) Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIB Banyuwangi, layak diacungi jempol. Hasil kerajinan berbahan kayu warga binaan ini bisa tembus ekspor ke Korea. Tak tanggung-tanggung, setiap bulan mereka bisa memenuhi pasar ekspor.
Jenis kerajinan yang dibuat adalah peralatan makan berbahan kayu. Mulai mangkok, piring, sendok, talam hingga talenan kayu.
“Kerajinan ini bisa kita jadikan percontohan di Jawa Timur (Jatim). Artinya, meski di dalam LP, warga binaan bisa menghasilkan kerajinan berkualitas ekspor, ” kata Kepala Devisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jatim Harun Sulianto usai pelepasan ekspor perdana di LP Banyuwangi, Selasa (7/3) siang.
Mantan Kepala LP Tabanan ini menambahkan di Jatim, baru LP Porong (Sidoarjo) dan LP Banyuwangi yang mampu membuat produk okspor dari hasil kerajinan para napi. “Jadi, ini ada kebanggaan warga binaan, karyanya bisa dipakai di luar negeri. Kita akan upayakan LP lain bisa meniru,” tegas Harun.
Menurutnya, dari jumlah 477 LP di Indonesia, baru 10 yang bisa membuat produk ekspor. Dua diantaranya di Jatim. Ditambahkan, ekspor kerajinan tangan para napi ini sejatinya sudah lama digulirkan di Banyuwangi.
Sebelumnya, ke Jepang. Khusus ke Korea, baru dimulai hari ini. Pihaknya tak menyangka, warga binaan LP Banyuwangi bisa membuat karya berkualitas ekspor.
Sebab, para napi diberikan pelatihan, lalu dikaryakan selama menjalani pembinaan di LP. “Harapannya, setelah keluar LP, secara ekonomi mereka bisa mandiri. Sehingga, tak kembali masuk LP lagi,” paparnya.
Selain kerajinan kayu, warga binaan LP Banyuwangi juga diberikan kursus Bahasa Inggris. Mereka diharapkan bisa terjun ke dunia pariwisata setelah menjalani masa pembinaan. (budi wiriyanto/balipost)