DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan data yang diungkapkan Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Bali dan Bulog Divre Bali, Bali surplus terhadap beras, bawang merah dan cabai. Dengan surplusnya supplai komoditi tersebut, seharusnya harga cabai dan bawang merah dapat terjaga.
Menurut, Kepala Bulog Divre Bali, Miftahul Ulum, harga normal bawang merah Rp 25.000- Rp 30.000. “Bawang merah kita belum kesana. Tapi kalau diperintah untuk menyiapkan stok bawang, kita siap menyediakan,” ujarnya.
Bulog sendiri telah memiliki stok beras untuk 7-8 bulan ke depan. “Jadi untuk beras yang kelas medium kita tidak khawatir,” katanya Selasa (7/3).
Sedangkan stok beras premium yaitu 700 ton. Stok tersebut belum bisa ia prediksikan untuk berapa lama karena tergantung permintaan pasar. Ia memprediksi perayaan Nyepi, Galungan dan Kuningan, dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap kenaikan harga. Namun pihaknya tetap mengantisipasi dan terus berkomunikasi dengan SKPD dan TPID.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, IB Wisnu Wardhana mengatakan, menjelang hari raya stok beras surplus. Luas tanam padi di Bali per tahun adalah 143.000 ha. Produksi rata-rata beras setahun lebih dari 500.000 ton.
Surplus
Sedangkan kebutuhan beras di Bali per tahun per kapita 99 kg. Dikali jumlah penduduk Bali sehingga kebutuhan beras di Bali rata-rata per tahun adalah 425.000 ton. Sehingga Bali surplus beras.
“Di Bali setiap saat ada tanam, setiap saat ada panen. Boleh dikatakan padi ini ketersediaannya konstan. Memang ada puncak-puncak panen padi. Dan sekaranglah puncak panen padi. Jadi Maret-April ini sehingga sekarang harga gabah relatif agak turun,” terangnya.
Menurut data di lapangan, saat ini ada 15.000-20.000 ha lahan yang sedang panen. Maka dari itu kecenderungan harga gabah turun. Namun masih di atas harga pembelian pemerintah. Harga pembelian gabah kering panen oleh pemerintah Rp 3.700 perkilo.
Begitu juga bawang merah. Sentra bawang merah yang berada di Kaldera Gunung Batur, Kintamani pada Februari luas panennya di atas 300 ha. Stok yang tersedia mencapai 3 hingga 4 bulan ke depan.Meski stok beras dan bawang merah tidak ada kendala, pihaknya masih mengalami kendala pada stok cabai rawit. Kendala cabai tidak hanya terjadi di Bali tapi juga di Indonesia. “Hampir seluruh sentra cabai mengalami gagal panen karena faktor cuaca. Hal itu menyebabkan sampai saat ini harga cabai rawit masih cukup tinggi yaitu Rp 126.000 perkilo,” ujarnya.
Namun demikian, diprediksi pada Maret panen cabai terjadi pada 600 ha lahan. “Panen periode ini masih kurang karena kebutuhan cabai,” katanya.
Konsumsi cabai di Bali 1,4 kg per kapita per tahun. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Bali, kebutuhan cabai tidak lebih dari 6.000 ton per tahun. Sedangkan produksi cabai di Bali, diklaimnya, lebih dari 40.000 ton tahun lalu. (Citta Maya/balipost)