TABANAN, BALIPOST.com – Meskipun bukan hewan penular rabies (HPR), tetapi potensi Sapi yang merupakan hewan berdarah panas dan golongan mamalia juga bisa tertular rabies. Terbukti ada sapi yang positif rabies di Banjar Batungsel Kelod, Desa Batungsel, Pupuan sekitar dua minggu lalu.

Menurut Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, drh. I Made Arya Putra, Kamis (9/3), sapi tersebut terinfeksi rabies diduga karena digigit anjing yang terinfeksi rabies.

Saat diketahui pemiliknya, sapi tersebut menunjukkan gejala hipersalitasi dan mengamuk. “Malam dilaporkan ke kami, paginya sapi tersebut mati. Sampel kemudian diambil dan diperiksa hasilnya positif,” ujar Arya.

Baca juga:  Lestarikan Budaya, Puluhan Anak-Anak Ikuti Lomba Tari Legong Condong

Dari kasus ini, pihak Dinas Pertanian mengambil langkah-langkah berupa vaksinasi dan eleminasi HPR dalam hal ini anjing. Ada sekitar 14 anjing yang tervaksin dan enam ekor yang di eleminasi. Sementara untuk bangkai sapi yang terinfeksi rabies langsung dikubur dan ditutup dengan tanah kapur.

Arya menjelaskan mengapa yang ditarget adalah anjing padahal sapi yang positif. Hal ini dikarenakan sifat rabies pada sapi adalah terminal akhir. Jadi virus hanya bisa menginveksi sapi hingga mati tanpa menularkan ke hewan ternak lain. “Babi pun bisa terkena rabies. Tapi sifatnya tidak menularkan ke hewan lain. Beda dengan anjing, kucing dan monyet. Mereka termasuk HPR karena mampu menularkan rabies,” jelas Arya.

Baca juga:  Empat Tahanan Kabur Ditembak

Terjadinya kasus positif rabies pada sapi ini karena pemilik sapi memeliharanya di tengah kebun dan tidak ada kandang permanen. Sehingga kemungkinan kontak dan digigit oleh anjing positif rabies potensinya besar.

Sementara itu meski sudah dilakukan eleminasi dan vaksinasi anjing pihak Dinas Pertanian tidak bisa melacak anjing positif rabies yang menularkan rabies pada sapi.

Menurut Arya, kemungkinan besar anjing tersebut sudah mati. Sebab ketika anjing rabies sudah mulai mengamuk dan menggigit, artinya tahap infeksi sudah mencapai otak dan biasanya beberapa waktu anjing tersebut langsung mati.

Baca juga:  Jelang Olimpiade 2024, Rio Waida Perkuat Massa Otot

Dalam menangani rabies seperti kegiatan tahun sebelumnya akan dilakukan vaksinasi massal pada bulan April 2017 mendatang. Meski demikian masyarakat tetap dihimbau untuk melakukan vaksinasi bagi anjing peliharaannya secara rutin jika tidak sempat mengikuti vaksinasi massal. Vaksin sendiri bisa didapatkan di UPTD kecamatan atau di Dinas Pertanian Tabanan. (wira sanjiwani/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *