AMLAPURA, BALIPOST.com – Masyarakat Bali tak perlu khawatir dengan pasokan listrik ke pulau dewata. PT PLN Distribusi Bali memastikan pasokan listrik ke Bali masih surplus. Sebab, beban puncak pemakaian listrik di Bali baru pada angka 860 MW (Megawatt). Sedangkan, kekuatan pasokan listrik ke Bali saat ini sudah mencapai 1.280 MW.
Hal itu ditegaskan I Gusti Ketut Putra, Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali, saat berkunjung ke Karangasem, belum lama ini.
Dengan surplus tenaga listrik sebesar itu, pihaknya mengaku siap mendorong investasi di daerah-daerah dari sisi aspek dukungan listrik. Sebab, setiap investasi pasti memerlukan sokongan listrik yang cukup. Demikian pula di Karangasem. Dia menegaskan, siap menerangi Karangasem. Tidak hanya terkait investasi, tetapi juga kebutuhan masyarakat lainnya.
Sehingga, ke depan tidak ada lagi istilah daftar tunggu masyarakat hingga bertahun-tahun tak terlayani listrik. “Justru beban puncak kami di Bali, terakhir menurun jadi 847 MW. Jadi, cadangan listrik kita masih aman,” katanya.
Gusti Putra menegaskan, sumber listrik yang dialirkan ke Bali, berasal dari beberapa sumber listrik, seperti PLTG Pesanggrahan, Celukan Bawang, Gilimanuk dan sumber-sumber lainnya. Dengan situasi demikian, layanan listrik akan sejalan dengan meningkatnya investasi di daerah-daerah, seperti di Karangasem.
Saat ini, jumlah pelanggan PLN Bali mencapai 1,26 juta. Dari total jumlah pelanggan itu, sebanyak 1,02 juta di antaranya merupakan pelanggan rumah tangga.
Selain membuka ruang dan mendorong untuk investasi, PT PLN Distribusi Bali juga menargetkan program listrik pedesaan (lisdes) tahun 2017 di wilayahnya mampu menyasar 2.322 pelanggan. Untuk merealisasikan program tersebut, pihaknya menyiapkan dana sendiri melalui anggaran PLN (APLN) sebesar Rp 57,7 miliar.
Melalui program lisdes, PLN akan membangun gardu distribusi 43 unit dengan kapasitas 3.460 kVA, jaringan tegangan rendah 152,94 kilometer sirkuit (kms), dan jaringan tegangan menengah 49,3 kms. Program lisdes merupakan salah satu upaya meningkatkan rasio elektrifikasi. Sebab, tercatat pada akhir 2016, rasio elektrifikasi di Bali mencapai 92,21 persen. Sehingga, padaakhir 2017 nanti, ditargetkan menjadi 95-97 persen. (bagiarta/balipost)