Kurangnya tenaga dokter di puskesmas-puskesmas menjadi salah satu materi dialog Pansus ASN DPRD Karangasem dengan para Kepala UPT se-Kecamatan, Senin (13/3). (BP/kmb)
AMLAPURA, BALIPOST.com  – Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan membuat sejumlah puskesmas di Karangasem kelimpungan. Mereka pusing karena terbatasnya jumlah tenaga medis khususnya tenaga dokter.

Kondisi seperti itu terungkap saat Pansus Aparatur Sipil Negara (ASN) DPRD Karangasem mengadakan dialog dengan para kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) se-Kecamatan Karangasem, Senin (13/3).

Di Kecamatan Karangasem sendiri ada dua puskesmas yakni Puskesmas Karangasem I di Banjar Prasi, Desa Pertima dan Puskesmas Karangasem II di Seraya. Kendala yang dihadapi kedua puskesmas tersebut hampir sama. Umumnya masalah sumber daya manusia (SDM). ‘’Saat ini kami hanya punya dua tenaga dokter saja. Sejak Februari lalu satu orang cuti melahirkan,’’ ungkap Kepala Puskesmas Karangasem I, drg. Panca Parwita Sari.

Baca juga:  20 Dokter Gelar Pameran Lukis dan Fotografi di Ubud

Dengan jumlah pasien yang terus meningkat, menurut drg. Panca, idealnya puskesmas yang dipimpinnya diperkuat empat tenaga dokter umum.

Satu dokter khusus pelayanan UGD, satu dokter poli umum, satu dokter mobilisasi ke pustu-pustu dan satu dokter untuk puskesmas keliling. Namun dengan hanya satu dokter yang aktif, pelayanan menjadi terganggu. Kondisinya menjadi makin runyam. Alasannya satu orang dokter yang aktif saat ini juga berstatus jero mangku.

Baca juga:  Badung Siapkan Tempat Penyimpanan Vaksin Covid-19

Terbatasnya tenaga dokter dirasakan sangat menyulitkan. Bukan hanya pelayanan di Puskesmas saja yang terganggu, tetapi juga membuat Puskesmas tak bisa maksimal  turun pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. ‘’Kita sering diminta menurunkan tim untuk kegiatan-kegiatan di masyarakat. Seperti piodalan besar dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Kita sering mendapat komplin,’’ akunya.

Selain tenaga dokter, Puskesmas Karangasem I juga belum memiliki tenaga apoteker dan asisten apoteker. Padahal keberadaan kedua jenis profesi itu sangat penting utamanya untuk pemeriksaan obat. Selama ini tugas-tugas keapotekeran dikerjakan perawat dan bidan.

Baca juga:  Di Bali, Overkapasitas Hunian Lapas Capai Seratusan Persen

Hal yang sama dikemukakan Kepala Puskesmas Karangasem II, I Ketut Suarjaya. Pada dialog yang dilaksanakn di Kantor Camat Karangasem itu, pihaknya juga berharap dalam waktu  tidak terlalu lama Pemkab Karangasem bisa mengatasi kekurangan yang ada termasuk kekurangan sopir.

Ketua Pansus ASN, I Gede Dana, mengatakan puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan dasar semestinya dilengakapi  sarana-prasarana dan SDM yang memadai. Sebab, tidak mungkin puskesmas mampu melakukan pelayanan prima jika kondisinya seperti itu. ‘’Kita akan cek apakah kekurangan ini karena memang tenaga dokternya yang minim atau menumpuk di suatu tempat,’’ tegasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *