BANYUWANGI, BALIPOST.com – Cuaca di selat Bali mulai mengganggu aktivitas penyeberangan. Akibat hujan lebat, jalur pelayaran kapal ferry di Ketapang – Gilimanuk ditutup, Selasa (14/3) sore. Penutupan tak berlangsung lama, hanya sekitar 20 menit. Pelayaran kembali normal setelah cuaca kembali bersahabat.
Pelayaran mulai ditutup pukul 13.55 WIB dan baru dibuka kembali pukul 14.15 WIB.
Kondisi ini dipicu hujan lebat. Sehingga, menganggu jarak pandang pelayaran. ” Hujan lebat menyebabkan kabut, sehingga menganggu jarak pandang nakhoda. Penyeberangan sempat kita tunda sekitar 20 menit,” kata Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Ketapang, Ispriyanto via telepon.
Ditambahkan, hujan mulai mengguyur selat Bali menjelang tengah hari. Intensitasnya cukup lebat. Meski tak disertai angin, hujan lebat memicu kabut di perairan. ” Jarak pandang terganggu, yang normalnya sekitar 200 meter, akibat hujan jarak pandang menyusut,” jelasnya.
Jika kapal tetap dipaksakan berlayar, kata Ispriyanto, sangat berbahaya bagi para nakhoda. Sehingga, seluruh kapal diminta menepi. Mereka tak diberikan izin berlayar selama cuaca belum membaik. Jarak pandang yang terganggu ini dikhawatirkan bisa memicu kecelakaan laut. Salah satunya, tabrakan kapal.
Ispriyanto, selama penundaan pelayaran, seluruh kapal diminta menepi. Setelah cuaca dilihat membaik, bersahabat, pelayaran kembali dibuka. ” Intinya, penundaan ini sifatnya antisipasi. Karena jika dipaksakan, akan berbahaya untuk pelayaran,” ungkapnya.
Menurut Ispriyanto, selama hujan, hanya kabut yang menganggu pelayaran. Justru, kondisi gelombang relatif tenang. ” Kalau hujan, gelombang justru normal,” imbuhnya.
Karena hanya sebentar, penutupan pelayaran ini tak memicu antrean di Ketapang. Kebetulan, arus kendaraan ke Bali atau sebaliknya tak terlalu ramai. Di Ketapang, hanya beberapa truk besar yang menunggu di areal parkir selama penutupan.
Ditambahkan, penundaan pelayaran bisa dilakukan sewaktu-waktu jika cuaca tak bersahabat. Pihaknya meminta para pengguna jasa pelayaran maklum jika sewaktu-waktu dilakukan penundaan pelayaran. ” Intinya, ini untuk keselamatan pelayaran,” pungkasnya.(budi wiriyanto/balipost)