MANGUPURA, BALIPOST.com – Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali cukup tinggi. Hal ini menyebabkan Bali menjadi incaran importir minuman beralkohol.
Salah satu importir sejumlah merek mikol terkenal di dunia, Meinah Widjaja, Rabu (15/3) pada acara ekshibisi produk mikol seluruh dunia yang berlangsung di Kuta mengakui hal itu. Ia mengatakan potensi pasar Bali untuk distribusi mikol sangat besar. Hal ini dikarenakan jumlah wisman yang mengunjungi Pulau Dewata ini tidak bisa lepas dari konsumsi mikol. “Bali merupakan pasar nomor dua setelah Jakarta,” katanya.
Ia mengutarakan konsumsi per kapita Bali untuk mikol ini bahkan lebih tinggi dari Jakarta. “Kalau Jakarta kan luas sedangkan Bali ini pulaunya relatif kecil tapi konsumsi per kapitanya lebih besar,” ujar Marketing Manager PT. Mandiri Graha Persada ini.
Diakuinya mikol yang dikonsumsi ini bukan oleh orang lokal namun untuk memenuhi kebutuhan wisman. Kondisi ini bisa dilihat dari pendistribusian mikol impor ini yang kebanyakan diserap kantong-kantong pariwisata, seperti Kuta, Jimbaran, Seminyak, Cangu, dan Ubud.
Hal yang sama juga diakui salah satu importir sejumlah merek mikol luar negeri lainnya, Michael Patty. Ia mengutarakan impor lebih banyak untuk jenis wine dan spirit. Sedangkan bir, konsumsi di Bali masih dikuasai merek lokal. “Kalau untuk bir, kebanyakan masih merek lokal yang dicari. Bir impor agak sedikit jumlahnya karena wisatawan umumnya ingin mencicipi produk buatan lokal,” papar pria yang merupakan Sales & Marketing Buana Graha Mandiri ini.
Dalam kegiatan yang berlangsung sehari itu, sekitar 100 produk ditawarkan dan bisa dicicipi oleh penikmat dan pembeli. Sejumlah produk dari berbagai negara, seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan Belanda dipamerkan. Selain itu ada pula produk dari negara Asia, seperti Jepang. Selain itu ada yang dari Australia dan New Zealand. (Diah Dewi/balipost)