TABANAN, BALIPOST.com – Munculnya kasus bakteri meningitis streptococcus suis (MSS) pada olahan daging babi secara tidak langsung membuat sejumlah kalangan masyarakat was-was untuk mengkonsumsinya.
Padahal jika daging babi di olah secara higienis dan benar-benar matang, tentunya masih aman untuk dikonsumsi. Menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat untuk tidak khawatir memakan daging babi, Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya serta sejumlah anggota dewan Tabanan dan tokoh masyarakat memiliki cara tersendiri yakni lewat gebyar makan babi guling.
Di rumah kediamannya tampak wabup Sanjaya beserta anggota DPRD Tabanan yakni I Gusti Komang Wastana dan Putu Desta Kumara serta tokoh masyarakat dari Kecamatan Kediri Komang Mulyadi tampak dengan tenang menikmati sajian nasi bungkus yang berisi menu babi guling.
Bahkan tampak ikut serta dalam gebyar makan babi guling bersama Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Tabanan, I Nyoman Ariadi yang juga menjabat perbekel desa Sudimara. “Kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak was-was mengkonsumsi olahan daging babi, karena kalau diolah dengan higienis dan benar benar matang bakteri meningitis akan mati,” ucapnya.
Wabup Sanjaya juga berpesan agar warga selalu memperhatikan konsumsi makanan sehat, dan selalu mengkonsumsi daging yang matang. “Penularan penyakit dari babi ke manusia adalah melalui konsumsi olahan babi yang tidak matang. Intinya, makanan harus dimasak matang, perhatikan kesehatan olahan makanan, jangan makan daging atau kumoh yang mentah. Masyarakat jangan cemas, dan jika merasa memiliki keluhan agar langsung memeriksakan diri ke rumah sakit,” ujarnya.
Terkait bakteri meningitis ini, Wabup mengatakan respon cepat pemerintah juga telah dilakukan sebelumnya dengan mengecek lokasi yang diduga sebagai lokasi penularan penyakit ini.
“Sebelumnya, hari minggu lalu Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan telah meninjau Banjar Pengayehan Desa Gubug Tabanan, tempat diduganya terjadi penularan penyakit meningitis ini. Selain melakukan sosialisasi juga dilakukan pemberian obat kepada babi di lingkungan tersebut,” jelasnya.(puspawati/balipost)