DENPASAR, BALIPOST.com – Air susu ibu (ASI) bisa didonorkan. Cara ini merupakan solusi bagi ibu yang memiliki produksi ASI berlebihan.
Mulanya, donor ASI ini memang dianggap tabu. Namun, melihat banyaknya manfaat yang bisa diperoleh bayi dari minum ASI, saat ini mulai bermunculan ibu menyusui yang mendonorkan ASI-nya.
Salah satu pendonor ASI, Elyta, mengaku ASI-nya terlalu banyak untuk dikonsumsi anaknya yang berusia 13 bulan. Sehari ia bisa memproduksi ASI sekitar 500 ml hingga 600 ml. Sedangkan kebutuhan anaknya sebanyak 400 ml-500 ml. “Stoknya banyak di freezer. Sampai saya bingung mau dikemanain,” tuturnya saat berkumpul dengan Komunitas ASI Bali, Sabtu (19/3).
Ia senang bisa berbagi ASI. Pada awalnya ia masih tabu dengan donor ASI. Namun setelah bergabung dengan komunitas ASI Bali, ia mulai menyadari bahwa ASI itu penting.Tidak bisa digantikan dengan susu formula. Sehingga ia memutuskan untuk menyumbangkan ASI-nya.
Disumbangkan
Dalam satu bulan ia bisa menyumbangkan ASI antara 5-10 botol. Masing-masing botol jumlahnya 200 ml hingga 275 ml. Sehingga dalam sebulan 1 liter ASI disumbangkan pada bayi lain.
Perintis Komunitas ASI Bali, dr. Oka Darmawan mengatakan, hingga saat ini sudah ada 400 orang yang tergabung dalam Komunitas ASI Bali. Komunikasinya melalui grup WhatsApp. Hanya berawal dari pasien-pasiennya, kemudian meluas dari mulut ke mulut sehingga komunitas tersebut kian bertambah.
Tujuan merangkum semua pasiennya adalah untuk saling menguatkan perjuangan para ibu untuk memberikan ASI, atau saling berbagi pengalaman. Ia sendiri mengalami perjuangan memberikan ASI pada anak pertamanya.Ketika itu istrinya bertugas di Sumbawa dan ia sendiri PTT di Lombok. Sementara anak diasuhnya di Lombok. ASI istri diperah, dikirimkan ke Lombok melalui pesawat. Hal itu berlangsung berbulan-bulan.
ASI, sebutnya, juga bisa membantu mencegah penyakit kronis tidak menular, seperti hipertensi, kanker, dan diabetes. Saat ini jumlah penyakit jenis itu makin meningkat bahkan melahirkan penyakit lain, seperti hipertensi melahirkan penyakit gagal ginjal, diabetes melahirkan penyakit jantung koroner, diabetes juga melahirkan penyakit stroke.
“Kita bisa menabung kesehatan itu untuk mencegah penyakit kronik, menurunkan risiko penyakit dengan menyusui,” ungkapnya.
Menyusui itu memberikan nutrisi yang sempurna untuk kekebalan tubuh, rangsangan tumbuh kembang anak, dan investasi kesehatan jangka panjang. Selain itu, dengan menyusui bayi, terjalin kontak batin antara ibu dan anak sehingga membentuk kepribadian anak. “Sehingga di masa depan, kita bisa melihat generasi yang lebih manusiawi. Jadi tidak sekedar fisiknya manusia tapi juga ada kasih sayang manusia, hati manusia,” pungkasnya. (Citta Maya/balipost)