DENPASAR, BALIPOST.com – Pengamanan saat hari raya Nyepi tidak hanya melibatkan kepolisian, juga TNI dan pecalang. Untuk wilayah Denpasar dan Badung, Kodim 1611/Badung melakukan mapping (pemetaan) dan melakukan pemantauan wilayah rawan bentrok serta mengantisipasi pengerusakan ogoh-ogoh seperti tahun lalu.
“Hari raya Nyepi merupakan kegiatan keagamaan sehingga selama kegiatan tersebut pecalang yang jadi leading sector,” kata Dandim 1611/Badung Letkol CZI. M. Leo Pola Ardiansa, Senin (20/3).
Keterlibatan TNI dalam pengamanan Nyepi, lanjut Leo, perannya membantu Polri dalam rangka menciptakan situasi kondusif. Pihaknya juga menyiapkan pasukan dan siap saat bisa dikerahkan ke wilayah konflik. “Siap dikerahkan kapan saja dan dimana saja. Terutama pada jam-jam rawan. Upaya ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Dandim mengungkapkan, hasil evaluasi kegiatan pengamanan Nyepi tahun lalu akan diantisipasi tahun ini. Pihaknya telah melakukan pemetaan tempat-tempat rawan bentrokan terutama saat pawai ogoh-ogoh.
Selain itu mengantisipasi tindakan-tindakan provokasi yang bisa menyulut emosi umat yang sedang beribadah. “Contohnya tahun lalu ada upaya provokasi melalui perusakan ogoh-ogoh. Untuk itu kami mengimbau kembali para pecalang supaya mewaspadai hal-hal tersebut. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi minuman beralkohol yang dapat menyebabkan sulitnya mengontrol emosi,” mantan Wadandensi Paspampres ini.
Ia juga menyinggung terkait provokasi lewat media sosial (medsos). Pasalnya medsos bisa dimanfaatkan untuk memecah belah sehingga sangat rawan terjadi provokasi. Namun ia yakin kepolisian sudah siap mengantisipasi hal tersebut.
“Kami juga tidak ingin Bali rusak sehingga segala upaya menjaga keamanan dan kondusifitas akan kami lakukan. Personel kami siagakan terutama yang non-Hindu. Kami tempatkan mereka di wilayah tugasnya masing-masing,” tegasnya.(kerta negara/balipost)