DENPASAR, BALIPOST.com – Laporan dari BMKG pada Rabu (22/3) tepat pukul 07:10:27 Wita telah terjadi gempa di wilayah Selatan Bali dan Lombok. Sebelumnya BMKG menginfokan kekuatan gempa mencapai 6,4 SR. Namun, kekuatan gempabumi tektonik ini kemudian diupdate lagi menjadi 5,6 SR.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Drs. Mochammad Riyadi, MSi., episenter gempabumi terletak pada koordinat 8.79 LS-115.19 BT, tepatnya di Samudera Hindia pada jarak 12 km arah tenggara Kota Denpasar pada kedalaman 125 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa, wilayah Selatan Bali seperti Kuta, Tabanan, Mataram mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau III-IV MMI. Kemudian Banyuwangi, Taliwang, Karangkates, Sawahan, dan Bima dengan skala intensitas I SIG-BMKG (II MMI).
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan oleh hampir semua orang di provinsi Bali. Hingga beberapa warga sempat berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Dampak gempabumi pada skala intensitas II SIG-BMKG semacam ini berpotensi menimbulkan kerusakan, namun hingga saat ini belum ada laporan terjadinya kerusakan.Gempabumi ini terjadi aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi menengah di Zona Benioff, yaitu lajur lempeng tektonik yang sudah mulai menukik. Hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 07.00 WIB hasil monitoring BMKG telah terjadi aktivitas gempabumi susulan (aftershocks) dengan kekuatan 3,9 SR. “Kepada warga di pesisir selatan Bali dan Lombok dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya. (Winatha/balipost)