TABANAN, BALIPOST.com – Hampir dua minggu sampel dua pasien suspect MSS yang mendapatkan perawatan di BRSU Tabanan diperiksa. Hasilnya, petugas belum bisa membaca secara jelas. Sehingga untuk kepastian sampel ini dikirim ke Singapura.
Tujuan pengiriman ini untuk menegaskan hasil dan mengetahui darimana penularan bakteri karena disisi lain ada satu pasien dari Tabanan yang positif Meningitis Streptococcus suis (MSS)
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Nyoman Suratmika, Rabu (22/3) mengatakan, beberapa waktu lalu sampel babi yang sempat satu kandang dengan babi yang diduga menularkan bakteri Streptococcus suis adalah negatif. Disisi lain, apabila hasil dari babi negatif tentu akan ada pertanyaan lain darimana asal bakteri Streptococcus suis yang menginfeksi tiga warga banjar Pengayehan Desa Gubug Tabanan dimana salah satu pasien yang dipastikan positif MSS.
“Dua pasien lain masih suspect dan mereka memang menunjukkan gejala MSS. Namun karena hasil laboratorium untuk dua pasien ini belum jelas makanya dilakukan pemeriksaan VCR ke Singapura,” jelas Suratmika.
Karena sumber bakteri belum diketahui secara pasti apakah dari babi atau hewan mamalia lainnya, Suratmika memberikan himbauan agar masyarakat menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat terutama dalam mengelola makanan. “Masaklah olahan makanan khususnya daging dengan matang. Sebab, cara tersebut dipastikan aman dan mematikan bakteri. Pemanasannya di atas 56 derajat selama 30 menit,” ujarnya.
Bakteri Streptococcus suis sendiri bisa hidup di luar tubuh inangnya. Berbeda dengan virus yang bergantung pada inang, bakteri ini bisa ditemukan di lingkungan bebas terutama dalam kotoran binatang yang diinfeksi. Olehkarenanya bagi para peternak untuk selalu rutin melakukan pembersihan kandang dan penyemprotan disinfektan serta menjaga sanitasinya dengan baik. (wira sanjiwani/balipost)