JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia belum keluar dari daftar negara penyumbang kasus Tuberkulosis (TB) atau TBC di dunia. Selain Indonesia, puluhan negara lain juga masih perang melawan penyakit tersebut.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemkes) Mohamad Subuh mengatakan Indonesia berharap pada 2035 bisa bebas dari TB. Ia mengutarakan salah satu tantangan terbesar penanggulangan TB di Indonesia adalah meningkatnya kasus TB yang resistan atau kebal terhadap obat (TB Multidrug Resistent/MDR).
TB MDR, kata Subuh, terjadi karena pengobatan TB tidak dilakukan secara tuntas. Menurut laporan surveilans TB, total penemuan kasus TB mencapai 330.729 pada 2015 lalu dengan angka keberhasilan pengobatan sebesar 84 persen, artinya selesai pengobatan dan sembuh. Dengan rata-rata lebih dari 300.000 pasien yang diobati per tahunnya, maka terhitung sejak tahun 2012 Indonesia telah berhasil menyelamatkan nyawa lebih dari 1 juta nyawa.
Namun, sisanya 16 persen pasien tidak menyelesaikan pengobatan karena berbagai hal, di antaranya meninggal, pindah tempat tinggal, tidak melanjutkan pengobatan, dan penyakit kebal terhadap obat yang diberikan.
“Apabila TB MDR tidak ditangani dengan tuntas dapat berkembang menjadi Extensively Tuberdrug-resistant (XDR),” kata Subuh, Kamis (23/3).
Menurut Subuh, pemerintah Indonesia punya komitmen kuat untuk mewujudkan Indonesia bebas TB. Di level pencegahan, pemerintah mendorong seluruh pemberi pelayanan TB pemerintah maupun swasta untuk memberikan pelayanan TB standar.
Pemerintah menyediakan layanan TB MDR di 68 rumah sakit rujukan dan sub rujukan yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dengan 1.217 puskesmas sebagai satelit layanan. (kmb/balitv)