SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemkab Buleleng semakin serius menyiapkan lahan untuk shortcut Singaraja-Bedugul. Bahkan, Pemkab sudah menyiapkan anggaran pembebasan lahan “shortcut”.
Untuk membebaskan lahan yang terkena jalur proyek sekitar 3,2 hektar menghabiskan anggaran sekitar Rp 10 miliar. Dana sebesar itu rencananya akan ditutupi dengan memanfaatkan sisa anggaran penyelenggaraan Pilkada Buleleng yang telah berlalu.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Minggu (26/3) mengatakan, penyiapan anggaran pembebasan lahan “shortcut” ini sifatnya mendesak. Sebab, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) memastikan proyek shortcut di titik lima dan enam (Desa Wanagiri hingga Desa Gitgit, Kecamatan Suaksada) akan dilakukan pada 2018.
Jika anggaran tidak disiapkan lebih awal, dikhawatirkan akan menghambat proyek yang ditunggu-tunggu. Untuk itu, pemerintah daerah mengambil inisiatif membahas lebih awal alokasi anggaran pembebasan lahan “shortcut”. “Saya targetkan mulai Juli 2017 ini akan kita bahas anggaran untuk pembebasan lahan. Perkiraan menghabiskan Rp 10 miliar dan itu dialokasikan dari episiensi pelaksanaan proyek termasuk sisa anggaran Pilkada Buleleng,” jelasnya.Menurut Bupati, pembebasan lahan shortcut ini dipastikan tidak menggunakan dokumen kajian studi larap (Rencana Kerja Pembebasan Lahan-red). Ini karena sesuai hasil koordinasi ke Kementrian PU-PR beberapa waktu lalu, pembebasan lahan di bawah lima hektar tidak memerlukan dokumen studi larap.
Berdasarkan dokumen Detail Engineering Design (DED) shortcut Wanagiri hingga Gitgit membutuhkan lahan sekitar 3,2 hektar. Perkiraan kebutuhan lahan seluas itu berdasarkan DED yang disusun Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII Surabaya. “Kita masih menunggu hasil koreksi DED. Begitu ada kepastian lahan yang dibutuhkan, pembebasahan lahan untuk proyek shortcut bisa dilakukan lebih awal,” katanya. (Mudiarta/balipost)
