panen
Petani anggur di Desa Dencarik, Kecamatan Banjar. Hasil panen musim ini anjlok akibat cuaca buruk. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Petani anggur di Desa Dencarik, Kecamatan Banjar meringis, menyusul hasil panennya anjlok. Hal tersebut akibat cuaca buruk yang berlangsung cukup lama.

Petani, Made Padma menuturkan panen musim ini tidak seperti sebelumnya. Hasilnya anjlok sekitar 60 persen. Tak hanya itu, kualitasnya juga tergolong buruk. Dari masih hijau sudah banyak yang membusuk dan rontok. “Kalau sebelumnya, bisa panen sampai enam kali dalam satu musim. Sekarang tiga kali saja sudah banyak,” ujarnya saat ditemui langsung di kebunnya, Jumat (31/3).

Baca juga:  Di Balingkang Kintamani Festival, Koster Minta Wisatawan Tiongkok Sering ke Bali

Munculnya kondisi tersebut sebagai imbas cuaca buruk yang berlangsung cukup lama. Menyikapi itu, petani sejatinya sudah mengintensifkan perawatan dengan penyemprotan secara rutin menggunakan pestisida. Namun itu tak membuahkan hasil maksimal. “Cuaca benar-benar tidak mendukung. Hujannya cukup lama. Buah yang masih hijau sudah busuk dan rontok,” tutur petani Subak Kali Culuk ini.

Sementara itu, petani Made Suka mengatakan dihadapkan dengan hasil panen demikian, keuntungan sama sekali tidak dirasakan. Hasil penjualan hanya mampu digunakan untuk menutupi biaya pemeliharaan, yang mencapai 100 ribu per are. “Sekarang sulit dapat untung. Beberapa petani juga ada gagal panen,” ungkapnya.

Baca juga:  Puluhan Hektar Tanaman Petani Diserang Hama Gayas

Sementara itu, disinggung harga jual menjelang Hari Raya Galungan ini, ia menyebutkan untuk ditingkat petani kisaran Rp 9 ribu per kilogram. Harga tersebut tergolong murah. “Karena seperti ini, kami tak menikmati imbas Galungan,” terangnya.

Ditengah persoalan itu, perhatian pemerintah terhadap pertanian anggur juga dipertanyakan. Mengingat itu menjadi komoditi unggulan daerah, bantuan pupuk layaknya seperti pertanian padi sangat diharapkan petani. “Petani anggur beli obat saja butuh biaya besar. Ini kan komoditi unggulan, kami berharap ada bantuan, seperti pupuk,” tandasnya. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Permintaan dari Jawa Turun, Harga Jeruk Kintamani Capai Rp 3 Ribu
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *