SINGARAJA, BALIPOST.com – Parade budaya rangkaian Hari Ulang Tahun Singaraja ke-413, Jumat (31/3) menawarkan kesan berbeda dari tahun sebelumnya. Pada acara yang dipusatkan di Persimpangan Tugu Singa Ambara Raja ini, perwakilan seluruh kecamatan mementaskan permainan tradisional. Hal itu mampu memukau perhatian ribuan penonton.
Momen yang berlangsung setiap tahun ini disambut antusias masyarakat Buleleng. Itu ditunjukkan dengan ramainya penonton disepanjang jalan protokol. Kesan antusias juga terpancar dari wajah para peserta. Ditengah guyuran hujan gerimis, animonya untuk mendemonstrasikan permainan warisan leluhur, seperti maselodor dan magering engkeban tetap tinggi. Dua permainan itu sangat jarang dilakoni anak-anak saat ini.
Demonstrasi itu juga diiringi ogoh-ogoh dan baleganjur. Suasana pun menjadi semakin semarak. Ketua paniti acara yang sekaligus Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya mengatakan, pementasan permainan tradisional ini sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan, khususnya di Bumi Panji Sakti, disamping sejalan dengan tema yang diusung, yakni “anora alpaka” yang berarti tidak melupakan warisan leluhur. “Pesertanya berasal dari seluruh kecamatan. Permainan yang dipentaskan berbeda-beda,” ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra, Sp.Og menyebutkan permainan tradisional tak hanya sebatas sebagai warisan leluhur. Lebih mendasar dari itu, juga sebagai media membentuk generasi yang berkarakter dan taat aturan. Oleh sebab itu, perlu ada langkah pelestarian. “Ini harus dilestarikan,” pungkasnya. (sosiawan/balipost)