TABANAN, BALIPOST.com – Kasus Demam Berdarah Denque (DBD) di Tabanan mengalami penurunan secara signifikan jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Dari data, dua bulan terakhir yaitu Januari dan Februari 2017, data DBD yang tercatat di Dinas Kesehatan Tabanan masing-masing 55 kasus dan 67 kasus. Sementara di bulan yang sama tahun 2016 lalu masing-masing tercatat 104 kasus dan 166 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Nyoman Suratmika, Minggu (2/4), mengatakan penurunan ini bisa karena adanya perubahan siklus atau juga karena saat ini masyakarat di Tabanan sudah mulai sadar melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) setiap minggu lewat kegiatan Gertak PSN yang dicanangkan Pemkab Tabanan dengan koordinator setiap Kecamatan. ‘’Jadi masing-masing kecamatan yang mengkoordinir daerahnya untuk melakukan PSN rutin setiap hari Jumat,’’ ujarnya.
Selain PSN, saat ini beberapa desa juga sudah mempunyai Jumantik sendiri dimana pembiayaannya diambil dari dana APBDes.
Suratmika mengatakan vektor penyebar DBD yaitu nyamuk Aedes aigypti sangat baik perkembangannya di cuaca hujan berganti panas. Dimana kondisi tersebut terjadi di beberapa bulan terahir. ‘’Kalau dilihat dari siklus harusnya peningkatan kasus terjadi April sampai September,’’ ujarnya.
Untuk itu Suratmika berharap masyarakat tetap rutin melakukan PSN seminggu sekali. Selain PSN, Pemkab juga tetap rutin melakukan fogging terjadwal terutama pada titik-titik rawan penularan DBD. Untuk tahun ini dianggarkan Rp 220 juta untuk fogging di 110 titik.
Agar diketahui unit cost satu kali fogging memakan biasa Rp 2 juta. Besaran biaya ini adalah untuk pembelian obat pestisida, solar serta tenaga fogging harian dan uang transport. Melihat biaya per sekali fogging yang tidak bisa dikatakan murah, tidak sebanding dengan efeknya menanggulangi DBD. Suratmika menjelaskan jika fogging hanya membunuh nyamuk dewasa yang terbang saat fogging dilakukan.
Namun, keberadaan nyamuk bisa kembali ada jika mereka tersembunyi saat fogging dilakukan dan jentiknya masih ada. ‘’Untuk itu PSN adalah cara yang efektif memutus kembang biak nyamuk karena PSN pada dasarnya memberantas jentik yang merupakan cikal bakal nyamuk,’’ tutur Suratmika.
Dalam melakukan PSN, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Ketut Nariana menambahkans selain tempat penampungan air yang perlu diperhatikan adalah sampah yang berpotensi menampung air seperti kaleng, selokan yang tersumbat serta ban bekas yang banyak ada di usaha bengkel. ‘’Kadang hal ini luput menjadi perhatian sehingga kebanyakan jentik nyamuk berkembang di sana,’’ jelasnya.(wira sanjiwani/balipost)