raskin
Danramil Mendoyo Lettu Zainul Eksan ketika bertandang ke Gedung Bulog Penyaringan, Mendoyo. Sedianya dilakukan pengecekan ke dalam gudang namun masih dilakukan sterilisasi. (BP/kmb)
NEGARA, BALIPOST.com – Selama empat bulan belakangan ini, warga Jembrana yang berhak menerima beras miskin (raskin) belum menerima beras raskin yang disediakan Perum Bulog. Hingga bulan keempat tahun 2017, belum bisa disalurkan karena data penerima raskin di Kabupaten Jembrana masih rancu, sehingga Perum Bulog belum bisa menyalurkan.

Juru Timbang Gudang Bulog Penyaringan Usman Affandi kepada Danramil Mendoyo Lettu inf M. Zainul Eksan, Senin (3/4) mengatakan beras murah tersebut belum disalurkan karena data terbaru penerima raskin belum ada yang valid dari pihak terkait.

Baca juga:  Klungkung Siap Tampung 15 Ribu Pengungsi, Tenda Mulai Dipasang di GOR Swecapura

Dikatakan, data tahun 2016 ada sebanyak 11.045 rumah tangga sasaran (RTS) yang menerima raskin. Dari jumlah itu, Bulog menyalurkan beras setiap bulan 165.675 kilogram beras atau 165 ton.

Pada tahun 2017 ini ada penurunan jumlah penerima raskin sehingga bulog menyesuaikan dengan hanya menyalurkan 149 ton beras. Untuk tahun 2017 ini katanya beras sudah siap sejak bulan Januari lalu dan tinggal disalurkan.

Baca juga:  Harga Gabah Di Atas HPP, Bulog Tak Mampu Serap Optimal Hasil Panen

Dikatakan Usman, saat ini gudang Perum Bulog Penyaringan, memiliki stok beras 1700 ton untuk warga Jembrana untuk stok 10 bulan kedepan. Beras tersebut sekitar 85 persen merupakan beras lokal yang didatangkan dari sejumlah wilayah di Jawa Timur, selain itu ada sebagian kecil beras impor dari Thailand yang merupakan stok dari tahun 2016 lalu. Seluruh beras stok tersebut, saat ini masih dalam proses setrilisasi selama 10 hari untuk mengantisipasi penyakit beras seperti kutu beras.

Baca juga:  Paslon PDIP di Pilkada 2024, Wajib Selaraskan Programnya dengan Visi Ini

Untuk  beras lokal dari petani Jembrana, katanya saat ini hanya ada satu orang pemilik penyosohan beras yang akan menjual berasnya ke Bulog Penyaringan. Akan tetapi hingga saat ini beras belum ada tindaklanjutnya.(kmb/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *